Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan pemerintah masih terus melakukan negosiasi tarif resiprokal atau timbal balik dengan Amerika Serikat (AS). Pemerintah masih berharap tarif dagang yang dikenakan AS terhadap Indonesia masih bisa turun.
Untuk diketahui, Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan kesepakatan dagang tarif impor sebesar 19% terhadap produk Indonesia ke AS. Sebaliknya, produk AS yang masuk ke Indonesia akan dibebaskan dari bea masuk atau tarif 0%.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan, hingga saat ini, proses negosiasi tarif AS—Indonesia masih terus berjalan. Budi menargetkan proses negosiasi akan rampung sebelum 1 September 2025.
“Dan sekarang proses negosiasi juga masih berjalan sebenarnya. Mudah-mudahan sebelum 1 September sudah selesai,” kata Budi dalam konferensi pers di Kantor Kemendag, Jakarta, Senin (4/8/2025).
Budi menuturkan bahwa dalam proses negosiasi, pemerintah ingin mendapatkan tarif resiprokal yang lebih rendah, terutama untuk komoditas yang tidak diproduksi oleh AS.
“Untuk komoditas, mungkin belum saya sampaikan dulu ya komoditas apa, tetapi paling tidak di dalam proses negosiasi nanti kita juga ingin mendapatkan penurunan tarif. Ya seperti komoditas yang tidak dimiliki atau tidak diproduksi oleh Amerika,” ujarnya.
Baca Juga
Meski begitu, Budi menuturkan bahwa tarif resiprokal yang dikenakan AS terhadap Indonesia masih lebih kompetitif dibandingkan dengan negara pesaing, termasuk di kawasan Asean.
“Kalau kita lihat kita ini dapat tarif resiprokal 19%. Artinya, ini tarif yang cukup bagus atau tarif yang kecil di negara-negara Asean, termasuk beberapa negara seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand,” tuturnya.
Dalam catatan Bisnis, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut kebijakan tarif Trump menimbulkan ketidakpastian sekaligus ketidakstabilan kondisi perekonomian dunia.
Namun demikian, pengumuman tarif terbaru Trump terhadap 92 negara, termasuk di kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia dan Vietnam, dinilai dapat menurunkan ketidakpastian tersebut.
“Angka-angka kita memang belum ideal, tetapi setidaknya ketidakpastian soal tarif kini sudah bisa kita tinggalkan. Sehingga kita bisa melangkah maju menghadapi situasi ini,” ujar Airlangga dalam IVFA Members' Gathering & Forum di Jakarta pada Jumat (1/8/2025).