Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin menelepon Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un pada Selasa (12/8/2025) untuk menjelaskan perkembangan perang di Ukraina menjelang pertemuannya dengan Presiden AS Donald Trump di Alaska.
Melansir Bloomberg, Rabu (13/8/2025), Korean Central News Agency (KCNA) melaporkan komunikasi tersebut berlangsung dalam suasana “hangat dan bersahabat”, Putin menyampaikan terima kasih atas dukungan Pyongyang terhadap operasi militernya di Ukraina.
Kedua pemimpin juga bertukar pandangan mengenai berbagai isu strategis yang menjadi perhatian bersama. Kremlin menyatakan, pembaruan informasi tersebut diberikan “dalam konteks pembicaraan yang akan datang” dengan Trump.
"Kim Jong-un menyatakan keyakinannya bahwa Korea Utara akan selalu tetap setia pada semangat perjanjian DPRK-Rusia dan sepenuhnya mendukung semua langkah yang akan diambil oleh kepemimpinan Rusia di masa depan," demikian ungkap KCNA.
DPRK mengacu pada singkatan dari nama resmi Korea Utara, Republik Demokratik Rakyat Korea.
Kim menegaskan keyakinannya bahwa Korut akan tetap memegang teguh semangat perjanjian pertahanan bersama yang disepakati tahun lalu, serta memberikan dukungan penuh terhadap setiap langkah yang akan diambil kepemimpinan Rusia.
Baca Juga
Percakapan ini berlangsung hanya tiga hari sebelum Putin dan Trump dijadwalkan bertatap muka di Alaska pada Jumat (15/8), sebagai bagian dari upaya terbaru Washington untuk menegosiasikan gencatan senjata dalam konflik Ukraina yang telah memasuki tahun keempat.
Putin menuntut penyerahan wilayah Donetsk dan Luhansk, yang tegas ditolak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Trump, sebaliknya, memberi sinyal setuju pada kemungkinan pertukaran wilayah antara kedua negara.
Kontak ini menyusul pembicaraan Putin dengan Presiden China Xi Jinping pekan lalu, yang menyambut positif dialog AS–Rusia, serta percakapan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Kim telah menjelma menjadi salah satu sekutu utama Putin dalam perang Ukraina, memperkuat kekuatan tempur Rusia di lapangan sekaligus memicu kekhawatiran bahwa dukungan Moskow dapat memperkuat kapasitas militer dan ketahanan rezim Korea Utara.
Kunjungan Putin ke Pyongyang pada Juni 2024 — yang menjadi lawatan pertamanya ke Korea Utara dalam 24 tahun — menghasilkan kesepakatan menghidupkan kembali pakta era Perang Dingin yang menjanjikan bantuan militer segera jika salah satu negara diserang. Dalam kesempatan itu, Putin juga mengundang Kim berkunjung ke Moskow.
Menurut KCNA, kedua pemimpin sepakat memperdalam kemitraan dan meningkatkan intensitas komunikasi di masa mendatang.