Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merespons soal wacana pemindahan layanan kereta api jarak jauh (KAJJ) dari Stasiun Gambir ke Stasiun Manggarai.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian Kemenhub Allan Tandiono mengatakan, pihaknya akan mengkaji ulang studi kelayakan rencana pemindahan titik keberangkatan kereta antar-provinsi dari Stasiun Gambir ke Stasiun Manggarai tersebut.
Pasalnya, wacana itu mendapatkan kritikan dari DPR RI dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan jajaran direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI pada Rabu (20/8/2025).
“Terkait hal ini, tentunya kami menyambut baik setiap masukan yang ada dan kami akan mengecek lagi studi kelayakan dari Stasiun Manggarai ini," ujar Allan di kantor Kemenhub, dikutip Jumat (22/8/2025).
Lebih lanjut, dia mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan stakeholder terkait, termasuk pemerintah daerah (pemda) dan KAI.
"Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah, dengan para operator di sini, tentunya ada KAI dan juga KCI. Karena fokus kami kepada pelayanan masyarakat, fokus kepada kualitas pelayanan, dan tentunya juga memprioritaskan perkeretaapian yang berkeselamatan," katanya.
Baca Juga
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade mengkritik rencana tersebut karena dinilai tidak realistis. Pasalnya, akses dan area parkir di Stasiun Gambir lebih luas dibandingkan Stasiun Manggarai.
"Ada seakan-akan pemaksaan dari Dirjen Kereta Api bahwa semua dipindah ke Stasiun Manggarai. Saya melihat, bahkan penumpang antar-provinsi pun itu akan dipindah dari Gambir menuju Manggarai. Itu realistis enggak? banyak orang bilang enggak," ujar Andre Rosiade.
Adapun, rencana ini sejatinya bukan hal baru. Sejak 2022, blueprint pengembangan proyek Double Double Track (DDT) antara Manggarai dan Cikarang menargetkan transformasi Stasiun Manggarai menjadi stasiun sentral untuk kereta jarak jauh, KRL, dan kereta bandara sekaligus.