Tomsi menyebut, pada tahun sebelumnya, Bulog mampu menurunkan harga beras hanya dalam 2 pekan lewat operasi pasar. Namun pada tahun ini, meski program tersebut berjalan selama 1 bulan, harga beras justru terus merangkak.
“Tahun-tahun sebelumnya, 2 minggu saja kita menyalurkan SPHP, itu harga turun tajam. Bisa dicek dengan data-data kita. Ini sudah 1 bulan kita operasi, boro-boro turun, naik dia [harga beras],” ujarnya.
Untuk itu, Tomsi meminta agar setiap pemerintah daerah (Pemda) memasifkan penjualan beras SPHP agar harga beras yang diterima di masyarakat segera melandai.
Dia juga meminta Bulog untuk segera meningkatkan penyaluran beras SPHP agar tumpukan stok beras di gudang Bulog tidak menimbulkan kerugian negara. Sebab, beras merupakan komoditas yang mudah rusak alias turun mutu.
“Beras ini juga ada jangka waktunya, nanti rusak gitu loh, iya kan? Kalau rusak, nilainya turun atau harus dibuang. Ini akan mengakibatkan kerugian negara juga,” ungkapnya.
Adapun, program SPHP ini dilaksanakan mulai Juli—Desember 2025 dengan pagu penyaluran SPHP sebanyak 1,3 juta ton. Berdasarkan kalkulasi Tomsi, setidaknya penyaluran beras SPHP Bulog harus mencapai sekitar 216.000 ton per bulan atau sekitar 7.100 ton beras per hari.
Baca Juga
Dalam kesempatan terpisah, Kadiv Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Rini Andrida menyampaikan, realisasi penyaluran beras SPHP per 24 Agustus 2025 telah mencapai 70.519 ton atau setara dengan 5,35% dari target penyaluran SPHP Juli—Desember 2025 sebanyak 1,31 juta ton. Ini artinya, masih ada 1,24 juta ton beras SPHP yang harus segera disalurkan Bulog hingga akhir 2025.
Dia menuturkan, realisasi penyaluran beras SPHP itu hampir mendekati target yang diminta Kemendagri sekitar 7.000 ton per hari. Adapun, Bulog mencatat rata-rata penyaluran SPHP per hari mencapai 3.000–5.000 ton.
“Ini terus kami upayakan untuk optimalisasinya karena di beberapa daerah serapan ini juga bervariasi dengan berbagai saluran pemasarannya, saluran penjualannya,” ujarnya.
Rini menyampaikan, sebanyak tujuh saluran yang menjadi media penyaluran SPHP, di antaranya pasar rakyat, pengecer di pasar rakyat, Gerakan Pangan Murah (GPM) bersama pemerintah daerah (Pemda), GPM bersama kementerian/lembaga, BUMN, serta RPK dan ritel modern.
Selain beras SPHP, Bulog juga mencatat realisasi penyaluran bantuan pangan beras mencapai 352.641 ton atau 96,47%. Adapun, rencana salur bantuan pangan beras adalah 365.541 ton.
Rini mengungkap, penyaluran bantuan pangan beras di beberapa wilayah sudah rampung dan diterima masyarakat. Saat ini, pihaknya tengah menyelesaikan penyaluran bantuan pangan hingga akhir Agustus 2025.
“Saat ini sedang penyelesaian dokumen administrasi karena Bapak dan Ibu di Bapanas [Badan Pangan Nasional] mengamanahkan bahwa ini harus selesai dokumen dan penyalurannya di 31 Agustus 2025, dan insyaallah Perum Bulog siap untuk menyelesaikan ini dengan GCG,” pungkasnya.