Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Omzet otomotif akan tembus Rp413,25 triliun

JAKARTA: Pertumbuhan industri otomotif nasional 2011—yang diramalkan mulai memasuki fase tercepat—ikut mendorong akumulasi omzetnya menembus titik tertinggi sepanjang masa, yakni Rp413,25 triliun.

JAKARTA: Pertumbuhan industri otomotif nasional 2011—yang diramalkan mulai memasuki fase tercepat—ikut mendorong akumulasi omzetnya menembus titik tertinggi sepanjang masa, yakni Rp413,25 triliun.

 
Sebagian kalangan menilai besarnya omzet sektor otomotif  mencerminkan tingginya nilai tambah yang dihasilkan salah satu kelompok industri berbasis teknologi tinggi tersebut dibandingkan dengan omzet sektor industri unggulan lainnya.
 
Jika dikomparasikan dengan perolehan omzet pada tahun lalu yang mencapai Rp324,5 triliun, omzet otomotif pada tahun ini diproyeksikan melonjak 27,35%. 
 
Perhitungan tersebut berdasarkan atas proyeksi penjualan mobil pada tahun ini yang ditargetkan mencapai 850.000 unit atau naik 11,15% dibandingkan dengan realisasi tahun lalu sebanyak 764.710 unit. 
 
Jika dikalikan dengan rerata penjualan mobil baru (on the road) sekitar Rp175 juta per unit, potensi penjualan mobil baru (on the road) sepanjang tahun ini mencapai Rp148,75 triliun.
 
Di industri kendaraan bermotor, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menargetkan kalangan agen tunggal pemegang merek (ATPM) dapat membukukan penjualan pada tahun ini sekurang-kurangnya 8 juta unit atau naik 8,55% dibandingkan dengan realisasi penjualan pada tahun lalu yang mencapai 7,37 juta unit. 
 
Dengan asumsi harga rata-rata sepeda motor baru sekitar Rp10 juta per unit, potensi omzet yang dapat diraih sepanjang tahun ini sekurang-kurangnya bisa mencapai Rp80 triliun. 
 
Namun, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Otomotif Indonesia (Gaikindo) Sudirman M. Rusdi mengatakan metode penghitungan omzet industri otomotif tak cukup hanya dengan merekapitulasi penjualan kendaraan baru roda empat dan dua di pasar domestik. 
 
Penghitungan omzet juga sangat ditentukan oleh kinerja dan daya dorong berbagai cabang industri lain yang selama ini menopang produksi, fasilitas transaksi, pemeliharaan (after sales) dan kinerja ekspor kalangan ATPM. (sut)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper