JAKARTA: Para pelaku industri otomotif menilai pengembangan desain dan rancang bangun untuk mobil murah dan ramah lingkungan terpaksa tak bisa dilanjutkan, karena pelaku industri terbentur kebijakan yang belum jelas.
Jika konsep desain mobil murah tersebut terus dilanjutkan, hal itu dikhawatirkan mubazir karena menjadi beban biaya industri otomotif sedangkan produk dari desain yang diciptakan belum tentu sesuai dengan kriteria pemerintah.
"Pemerintah sampai sekarang belum mengeluarkan regulasi low cost and green car sehingga agen tunggal pemegang merek (ATPM) tak bisa berbuat banyak kecuali menunggu. Selama belum ada regulasinya, desain low cost car pun belum bisa dikeluarkan,” kata Head Executive Research and Development Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Pradipto Sugondo hari ini.
Menurut dia, pendapatan per kapita Indonesia yang telah mencapai di atas US$3.000 menjadi momen dimulainya era motorisasi yang memicu bergairahnya pasar mobil dengan harga di bawah Rp100 juta.
Keadaan itu seharusnya cepat direspons pemerintah supaya desain mobil murah bisa langsung terintegrasi dengan rancangan ATPM sehingga kelahiran mobil murah yang ramah lingkungan bisa dipercepat.
"Memasuki era motorisasi, potensi pasar membesar karena daya beli meningkat sehingga terjadi mobilisasi ekonomi. Era ini membutuhkan lebih banyak mobil yang makin murah sehingga desain kendaraan baru juga harus disiapkan," katanya.
Saat ini, jelasnya, Daihatsu berencana mengembangkan desain otomotif dari dalam negeri dengan menggandeng sejumlah perguruan tinggi untuk mencari sumber daya manusia potensial di bidang rancang bangun.
K. Sakamoto, Direktur Riset dan Pengembangan ADM, menambahkan untuk pencarian bibit unggul di bidang desain, Daihatsu akan menggelar rangkaian workshop ke sejumlah kampus di tiga kota yakni Jakarta, Bandung dan Surabaya.
"Workshop kami bertujuan untuk mencari kandidat baru di bidang arsitektur otomotif," ujarnya. (sut)