JAKARTA: Para pelaku usaha di industri grafika optimistis industri berbasis percetakan, penerbitan dan converting pada tahun depan bisa tumbuh 5,3% atau lebih baik dibandingkan dengan proyeksi pada tahun ini 4,7%.
Direktur PT Wahana Kemalaniaga (Wakeni) Rini Sumardi mengatakan berdasarkan hasil riset lembaga pemasaran dunia, industri grafika pada tahun depan bisa tumbuh menjadi 5,3%.
"Prediksi yang optimis tersebut tidaklah berlebihan apabila kita mengkorelasikanya dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal III/2011, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 6,5% dibandingkan dengan kuartal III/2010," katanya dalam prapembukaan Pameran Industri Print Pedia Drupa hari ini.
Pameran berskala dunia itu akan diselenggarakan di Dusseldorf, Jerman, pada 3–16 Mei 2012 yang diorganisir oleh Messe Dusseldorf Gmbh. Beberapa isu mutakhir seperti green printing, functional printing, hybrid, multichannel dan ink jet akan dibahas pada pameran tersebut.
Menurut Rini, pertumbuhan industri grafika di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan melampaui pertumbuhan grafika dunia 1,6%.
Di tengah krisis utang Eropa dan pelemahan ekonomi AS, lanjutnya, industri grafika di Asia justru tumbuh sangat fantastis.
"Indonesia menjadi salah satu negara di Asia yang pertumbuhan industri grafikanya sangat baik," katanya.
Hal tersebut melahirkan banyak pengembangan produk inovatif, ide-ide bisnis yang kreatif serta menjanjikan perspektif masa depan industri percetakan yang lebih menarik.
"Kami menghimbau para pelaku industri percetakan Indonesia dan industri terkait lainnya untuk menyempatkan menghadiri pameran Drupa mendatang," lanjutnya.
Presiden Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) Jimmy Junianto mengatakan besarnya pertumbuhan industri grafika tak lepas dari tingginya konsumsi kertas di dalam negeri.
Berdasarkan data Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (Apki), kapasitas industri kertas mencapai 12,5 juta ton per tahun dengan rerata konsumsi domestik mencapai 60%-65% per tahun.
"Jika dilihat dari konsumsi domestik, pertumbuhan industri grafika pada tahun ini kemungkinan bisa lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi awal 4,7%. Ini terlihat dari data impor mesin cetak industri grafika yang naik 40% pada tahun ini menjadi US$392 juta dibandingkan dengan impor pada 2010 yang hanya US$280 juta," ujarnya. (sut)