JAKARTA: Setelah berada pada urutan kedua dalam 3 tahun belakangan, Indonesia akhirnya mampu merebut posisi puncak sementara penjualan mobil di pasar domestik Asean dengan menyingkirkan Thailand.
Berdasarkan data Asean Automotive Federation (AAF) yang diperoleh Bisnis, penjualan mobil Thailand di pasar domestiknya pada Januari – Oktober 2011 hanya mencapai 713.842 unit. Pada periode yang sama, Indonesia ternyata mampu mengoleksi penjualan 746.203 unit, atau 4,53% lebih besar.
Kondisi itu tak lepas dari anjloknya hasil penjualan mobil di Thailand pada Oktober yang hanya membukukan 42.873 unit.
Penjualan mobil Thailand pada Oktober itu terpangkas 50,73% dibandingkan dengan September yang sempat mengantongi 87.012 unit. Jika dibandingkan dengan bulan yang sama 2010, penjualan mobil di Thailand pada Oktober 2011 terpangkas 40,5%.
Menurut data tersebut, pencapaian Thailand pada September merupakan yang terbesar sebelum Negeri Gajah Putih itu diterjang banjir sejak pertengahan Juli 2011.
Menurut Klub Industri Otomotif, Federasi Industri Thailand (FTI), banjir Thailand tak hanya melumpuhkan penjualan di pasar domestiknya tetapi juga merontokkan produksi mobil pada Oktober yang hanya 49.439 unit. Produksi tersebut anjlok 71,62% dibandingkan dengan produksi pada September 174.212 unit.
Jika dibandingkan dengan produksi pada bulan yang sama 2010, perolehan pada Oktober 2011 itu tergerus 67,6%. Dengan demikian, jelasnya, produksi mobil Thailand pada Oktober merupakan yang terendah sepanjang hampir dasawarsa terakhir.
Dengan keadaan itu, FTI kembali mengoreksi target produksi dari 1,65 juta unit menjadi 1,5 juta unit. Pada awal tahun ini, produsen otomotif Thailand sempat mematok target produksi menjadi 1,8 juta unit.
Kondisi yang terjadi di Thailand itu sangat kontras dengan Indonesia. Penjualan mobil Indonesia di pasar domestik pada Oktober justru terus bertumbuh 8,15% dari 79.836 unit pada September menjadi 86.345 unit. Sebagian besar pertumbuhan disokong oleh tingginya permintaan pada segmen MPV, pikap dan truk.
Kenaikan penjualan itu seolah-olah menegaskan pasar mobil di Indonesia tak terpengaruh oleh dampak banjir di Thailand.
Namun, para pebisnis otomotif Indonesia tetap khawatir dampak negatif dari Thailand akan terjadi pada November dengan total pengurangan penjualan bulanan maksimal 20.000 unit dibandingkan dengan pencapaian pada Oktober.
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Joko Trisanyoto mengatakan banjir di Thailand dapat menyebabkan berkurangnya pasokan mobil utuh (completely built up/CBU) dan CKD (kendaraan terurai utuh) serta menyusutnya pasok sejumlah komponen vital dari Thailand.
“Dampak banjir Thailand di Indonesia kami yakini terjadi pada bulan ini. Kemungkinan terburuk dari sisi penjualan, industri otomotif kita hanya bisa mengantongi 60.000–65.000 unit. Namun, mudah-mudahan masih bisa mencapai 70.000–75.000 unit,” katanya hari ini. (ln)