JAKARTA: Kekhawatiran terjadinya penurunan pasar mobil besar-besaran di Indonesia pada November sebagai imbas dari banjir Thailand diyakini tak terlalu berdampak buruk bagi kinerja industri otomotif di dalam negeri.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto menyatakan selama kondisi makroekonomi Indonesia di dalam negeri stabil seperti saat ini, dampak banjir Thailand yang berpotensi menurunkan penjualan dapat diatasi sehingga tak perlu dicemaskan.
Dari sisi fundamental ekonomi seperti BI rate, ujarnya, sejauh ini sangat baik, harga minyak relatif stabil, inflasi terkendali, suku bunga kredit bank relatif terjangkau, dan pertumbuhan ekonomi pada setiap kuartal cenderung terus menguat.
“Kondisi ini membuat kami tetap optimistis penurunan pasar mobil yang diramalkan terjadi pada November akibat banjir di Thailand tak berdampak jangka panjang. Beberapa ATPM [agen tunggal pemegang merek] seperti Hyundai Mobil Indonesia (HMI) bahkan tak lagi merevisi targetnya. Tak perlu ada yang dicemaskan dari dampak banjir tersebut,” katanya kepada Bisnis hari ini.
Karena itu, lanjutnya, adanya prediksi penyusutan penjualan mobil hingga 30,31% pada November dibandingkan dengan realisasi penjualan pada Oktober dari 86.101 unit menjadi 60.000 unit, dinilainya terlalu besar.
“Memang masih sulit memprediksi seberapa besar penurunan penjualan mobil pada November. Namun, jika melihat langkah pemerintah Thailand yang sangat cekatan dalam menghidupkan kembali pabrik-pabrik otomotif yang sempat terendam banjir, saya berharap impor mobil dari Thailand bisa berangsung normal,” lanjutnya. (sut)