BISNIS.COM, DUMAI--Investasi pada industri hilir kelapa sawit sepanjang periode 2012-2014 diperkirakan menembus angka US$2,1 miliar.
Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia Sahat Sinaga mengatakan trend peningkatan investasi di industri hilir merupakan efek dari pemberian insentif oleh pemerintah.
"Adanya tambahan insentif yang diberikan pemerintah berupa tax holiday bagi investasi yang besarannya di atas Rp1 triliun menambah minat investor untuk menanamkan modalnya di sektor industri hilir kelapa sawit, terutama yang berbasis high-tech dan ramah lingkungan," ujarnya, Selasa (28/5/2013).
Sahat memperkirakan lini usaha yang bakal menarik banyak investasi a.l. packing line, rafinasi dan fraksionasi, serta oleokimia. Trend peningkatan tersebut sudah tampak dalam beberapa tahun belakangan.
Di lini rafinasi dan fraksionasi misalnya, data GIMNI menyebut kapasitas terpasang pada awal 2013 mencapai 25,1 juta ton per tahun. Jumlah tersebut tumbuh 21,84% dibandingkan dengan kapasitas terpasang pada akhir 2011 sebesar 20,6 juta ton per tahun.
Sementara itu, pertumbuhan kapasitas produksi di lini bioenergi mencapai 21,73% sepanjang akhir 2011 hingga awal tahun ini. Pada awal 2013 kapasitas terpasang seluruh industri bioenergi mencapai 4.342 ton per tahun.
Produksi oleokimia menjadi lini yang paling pesat pertumbuhannya. Pada awal tahun ini kapasitas produksi di lini tercatat mencapai 3,41 juta ton, naik 143,93% dbandingkan dengan kapasitas produksi di akhir tahun 2011.
"Investasi terbesar berada di bidang oleokimia dengan peningkatan kapasitas di lini fatty acid sebesar 157% dan fatty alcohol sebesar 132%. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan kebutuhan produk bio-kimia dan bio-plastik," ungkapnya.
Sahat menambahkan rencana pemberhentian peredaran minyak goreng curah dan menggantinya dengan kemasan sederhana turut berpengaruh pada investasi di industri hilir kelapa sawit. Menurutnya, dibutuhkan dana sebesar US$645 juta untuk investasi mesin pengepakan seperti tangki, filling machine, dan automation boxes.