Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMPOR TEPUNG TERIGU, Negosiasi Besaran Kuota dan Tarif Rampung Pekan Ini

BISNIS.COM, JAKARTA—Kementerian Perdagangan menargetkan negosiasi dengan Turki sebagai importir tepung terigu terkait penetapan kuota dan tarif impor akan rampung pada pekan ini.

BISNIS.COM, JAKARTA—Kementerian Perdagangan menargetkan negosiasi dengan Turki sebagai importir tepung terigu terkait penetapan kuota dan tarif impor akan rampung pada pekan ini.

Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Bachrul Chairi mengatakan dalam beberapa hari ke depan pihaknya akan segera mendapatkan besaran kuota dan tarif yang telah disepakati kedua negara.

“Mungkin dalam waktu 1-2 hari sudah final measure-nya, terutama denganTurki yang kontribusi impor sebanyak 60% dari keseluruhan. Sekali mereka setuju, negara pengimpor [tepung terigu] lain akan ikut,” kata Bachrul kepada wartawan, Jumat (28/6/2013).

Namun, dia mengakui negosiasi dengan Turki masih sulit karena pihaknya juga harus mengolaborasikan dengan kepentingan untuk melindungi industri dalam negeri. Turki masih bersikukuh untuk meminta kuota lebih besar dari yang dipatok pemerintah sebesar 160.000 ton.

Berdasarkan ketentuan WTO, patokan kuota diberikan dari rata-rata impor selama tiga tahun terakhir. Rata-rata impor tepung terigu Tukri ke Indonesia dari 2009-2011 sebesar 700.000 ton. Akan tetapi, kuota ini masih bisa dinegosiasi oleh Indonesia.

Adapun, untuk persentase tarif, lanjutnya, menyesuaikan dengan besaran kuota yang diminta oleh Turki. “Kami masih melakukan negosiasi. Jika mereka minta lebih tinggi kuotanya, kami akan minta tarif yang lebih tinggi. Kalau kuotanya rendah, kami akan rendahkan tarifnya,” ujarnya.

Menurutnya, tarif sebesar 20% merupakan perhitungan yang sudah mengakomodir kepentingan industri nasional. Bahkan, pada mulanya pemerintah mengusulkan tarif sebesar 34%, tetapi  diturunkan menjadi 20% karena ada berbagai pertimbangan.

“Kalau misalnya tetap 20% tetap masih bisa, tetapi sekali lagi persentase tarif ini masih dalam tahap negoisasi,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper