Bisnis.com, JAKARTA — Badan Urusan Logistik atau Bulog akan mendatangkan 100.000 ton atau 100 juta kilogram kedelai dari Amerika Serikat mulai September tahun ini dalam rangka program stabilisasi harga kedelai.
Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan impor tersebut akan dilakukan dari September sampai Desember 2013 dengan realisasi 25.000 ton per bulan. Saat ini pihaknya sedang berbicara intensif dengan eksportir dari AS untuk masalah impor.
“Mudah-mudahan September sudah bisa, ini sedang menunggu izin,” kata Sutarto seusai rapat koordinasi Kementerian Perekonomian, Rabu (10/7/2013).
Sutarto menambahkan karakteristik impor kedelai berbeda bila dibandingkan dengan impor komoditas lain. Kedelai di AS biasanya sudah dikontrak untuk diekspor ke negara lain sejak awal masa tanam.
Tanaman kedelai yang ada saat ini, lanjutnya, sudah dalam kondisi dikontrak oleh pihak lain. Menurutnya, pemerintah harus segera mengeluarkan izin untuk impor agar Bulog bisa segera melakukan kontrak dengan eksportir.
Sutarto memperkirakan durasi waktu yang ditempuh untuk merealisasikan impor kedelai tersebut terhitung sejak dikeluarkannya izin bisa mencapai tiga bulan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendag) No. 23/2013 pasal 2 ayat 1 stabilisasi harga kedelai dapat dilakukan dengan tiga cara.
Pertama mengatur pembelian kedelai dari kelompok tani, gabungan kelompok tani atau koperasi tani dengan harga, jumlah, dan waktu tertentu serta wilayah yang ditetapkan.
Kedua impor kedelai dan ketiga penjualan kedelai kepada pengrajin tahu tempe dengan harga, jumlah, dan waktu tertentu serta wilayah yang ditetapkan.