Bisnis.com, BANDAR LAMPUNG-- Pelaku usaha transportasi dan logistik menengarai biaya tinggi di Pelabuhan Panjang, Provinsi Lampung, menjadi penyebab utama membengkaknya tingkat antrean kapal (waiting time) di pelabuhan tersebut.
Biaya tinggi tersebut muncul setelah operator pelabuhan atas persetujuan Kementerian Perhubungan mengubah dermaga umum D, menjadi dermaga khusus curah kering yang diatasnya terdapat fasilitas peralatan bongkar muat jenis jip crane.
Operator pelabuhan lalu menetapkan tarif penggunaan jip crane dan menjadi tambahan biaya sebesar Rp14.500 per ton dan biaya imbal jasa atas bongkar muat barang yang dilakukan perusahaan bongkar muat sebesar Rp2.300 per ton.
Kedua tarif tersebut tidak berlaku pada dermaga A, B dan C sehingga operator kapal mulai mengubah size penggunaan kapal menjadi di bawah 30.000 ton untuk menghindari pengenaan biaya jip crane yang mahal tersebut.
Ketua Dewan Pengurus Cabang Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Panjang Yusirwan mengatakan soal produktivitas jip crane PT Pelindo II di Pelabuhan Panjang, pihaknya masih meragukan, apalagi fasilitas jip crane tersebut.
"Justru sekarang produktivitas crane kapal masih lebih baik dibandingkan produktivitas jip crane milik PT Pelindo II. Tapi sayangnya, kapal yang sandar di dermaga D wajib menggunakan jip crane PT Pelindo II sehingga tidak ada pilihan," ujarnya di Bandar Lampung, Rabu (17/7/2013).
Ini Penyebab Antrean Kapal di Pelabuhan Panjang Meningkat
Bisnis.com, BANDAR LAMPUNG-- Pelaku usaha transportasi dan logistik menengarai biaya tinggi di Pelabuhan Panjang, Provinsi Lampung, menjadi penyebab utama membengkaknya tingkat antrean kapal (waiting time) di pelabuhan tersebut.Biaya tinggi tersebut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
12 jam yang lalu