Bisnis.com, BOGOR -Anda sebaiknya jangan membiarkan daging sapi segar dalam suhu ruangan. Mudah busuk. Bahkanmenyimpan di freezer pun 'diharamkan' karena akan meengurangi kandungan gizi daging.
Apalagi, banyak pedagang yang curang. Mereka mengakali kesegaran daging dengan menambahkan zat kimia sebagai pengawet. Ini cara yang tidak dibenarkan dan membahayakan kesehatan manusia.
Lalu bagaimana? Untuk menjaga kesegaran dan keawetan daging sapi yang aman bagi kesehatan, Anda sebaiknya memanfaatkan buah lindur untuk pembungkus daging sapi. Caranya, dibuat edible film (lapisan pembungkus).
Teknologi edible film buah lindur untuk mempertahankan warna dan menjaga daya awet daging sapi ini ditemukan oleh mahasiswa Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (IPB) Siluh Putu Sri Dia Utari, Riyan Adi Priyanto, Mawaddah Renhoran, TB M. Gia Ginanjar, dan Annisa Shylina.
Mahasiswa tersebut merupakan Tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian (PKMP) yang melakukan penelitian berjudul: ‘Aplikasi Edible Film Berbasis Pati Dari Buah Lindur (Burguiera Gymnorrhiza) Untuk Mempertahankan Kualitas Warna Dan Daya Awet Daging Sapi’.
PKMP ini di bawah bimbingan staf pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB, Roni Nugraha.
PKMP ini bermula dari ide bahan baku edible film berasal dari pati (polisakarida) yang terkandung dalam buah lindur. Berdasarkan penelitian sebelumnya, dimana IPB bekerja sama dengan badan BIMAS Ketahanan Pangan Nusa Tenggara Timur, berhasil meneliti kandungan karbohidrat yang cukup tinggi dibandingkan dengan sumber karbohidrat lainnya seperti beras dan jagung.
Apalagi ketersediaan buah lindur di Indonesia sangat melimpah. Di Indonesia buah ini dikenal dengan nama lindur atau tancang dari family Rhyzophoraceae ini cukup banyak ditemui di Pulau Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua.
“Salah satu sumber hayati yang dapat dikaji sebagai bahan baku edible film adalah buah lindur (Bruguiera gymnorrhiza), buah ini adalah salah satu jenis buah dari tumbuhan mangrove yang keberadaannya cukup banyak ditemui di Indonesia,” ungkap Ketua Tim PKMP, Siluh Putu Sri Dia Utari, Rabu (24/7).
Buah lindur telah banyak dimanfaatkan di berbagai negara, di Pulau Solomon buah ini sering dijadikan sayur dan dijual di pasaran.
Sementara itu, di Indonesia buah ini hanya dijadikan sumber pangan alternatif ketika musim paceklik tiba dan hanya pada sebagian wilayah.
Hal tersebut yang mendasari penelitian ini, untuk memanfaatkan buah lindur sebagai bahan baku edible film yang dapat bermanfaat bagi industri pangan kedepannya.
Proses pembuatan edible film terbilang sederhana.
-Ekstraksi pati dengan pengupasan buah lindur.
-Rendam dan dicuci.
-Disintegrasi dengan penambahan air 1 : 2 dan disaring.
-Lakukan proses sedimentasi, pencucian, serta sentrifugasi dan akhirnya didapatkan ektraksi pati.
-Pati dipanaskan pada suhu 70 derajat celcius selama 15-20 menit
-Pada saat bersamaan dilakukan pemanasan karagenan hingga suhu 70-80 derajat celsius.
-Kemudian dilakukan pencampuran keduanya pada suhu 80-90 derajat celsius.
-Gliserol ditambahkan pada larutan campuran tersebut sambil diaduk dan dipanaskan.
-Larutan edible film dicetak pada plat kaca dan ditambahkan antimikroba kitosan.
-Edible film yang sudah tercetak kemudian dikeringkan pada suhu 60 derajat celsius selama 5-6 jam .
Selanjutnya, Siluh dkk. mengaplikasikan edible film yang terpilih pada daging sapi sebagai pengemasnya. Hasilnya tepung pati buah lindur dapat digunakan sebagai edible film.
Menurut Siluh, adanya edible film yang ditambahkan antibakteri kitosan sebagai pengemas pada daging sapi dapat berfungsi sebagai barrier yang menghambat pertumbuhan bakteri.
“Selain itu juga berfungsi melapisi pada permukaan bahan pangan, sehingga mampu mempertahankan kualitas warna dan daya awet daging sapi dibandingkan dengan tanpa pengemas maupun dengan pengemas plastik selama penyimpanan pada suhu ruang,” tandasnya.