Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menargetkan pertumbuhan industri manufaktur tahun depan 6,5%-7%.
Menteri Perindustrian M.S Hidayat mengatakan dalam rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2014, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun 2014 adalah 6,4%.
Target tersebut lebih rendah dari target pertumbuhan tahun ini yang 6,5% yang belakangan dikoreksi pada angka 6,3%. Menurut Hidayat, bila pertumbuhan ekonomi ditargetkan 6,4%, pertumbuhan industri manufaktur bisa mencapai 6,5%.
“Bahkan mudah-mudahan bisa mendekati angka 7%,” kata Hidayat usai acara konferensi pers nota keuangan di kantor Ditjen Pajak, Jumat (16/8).
Untuk bisa mencapai target, pemerintah mendorong pembangunan industri dalam negeri, guna mengurangi ketergantungan pada impor barang modal dan bahan baku. Untuk itu pemerintah sedang mempersiapkan skema pemberian insentif, agar dalam jangka menengah Indonesia dapat menghasilkan bahan baku setengah jadi. Dengan langkah ini, pemerintah optimis laju pertumbuhan ekonomi tahun 2014 bisa kembali ditingkatkan.
Selain itu, pemerintah juga akan menggunakan keep buying strategy untuk mempertahankan daya beli dan penguatan pasar domestik. Artinya, ekonomi akan tetap tumbuh dan sektor riil akan tetap bergerak, bila rakyat tetap bisa membeli barang dan jasa yang diperlukan.
Jika ada krisis dan tekanan terhadap daya beli, pemerintah wajib mengembangkan kebijakan dan tindakan yang diperlukan, termasuk bekerja sama dengan dunia usaha.
Strategi ini bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada rakyat, terutama di kala krisis. Pemerintah sedang merumuskan keep buying strategy dengan penyiapan paket stimulus, untuk mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja. Selain itu upaya ekstra juga dilakukan untuk mengendalikan inflasi, agar daya beli dan konsumsi masyarakat tetap terjaga.