Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan pelaku pasar modal menyambut positif paparan kebijakan yang disampaikan pemerintah dan Bank Indonesia untuk mengantisipasi dampak dari rencana the Fed mengurangi stimulus moneternya.
Menteri Keuangan Chatib Basri menuturkan situasi pasar saat ini jauh lebih ringan dibandingkan kondisi pada 2008 karena pada saat itu ekonomi global secara umum tengah terpuruk sehingga tidak ada kesempatan bagi Indonesia untuk bangkit.
“Saat ini kondisinya lebih baik. Dulu [pada 2008] Ekspor tidak ada kesempatan. Ada krisis pangan juga, harga pangan naik. Saat ini semuanya lebih terkendali,” ujarnya pada acara Insider Seminar bertajuk “How to Mix Fiscal and Monetery Policies to Face Global Economic Turbulences”, Senin (16/9/2013).
Chatib menekankan jika dilihat secara lebih seksama, kondisi pada saat Bank Sentral Amerika Serikat mengambil kebijakan membeli kembali obligasinya sebenarnya bukan situasi normal karena banyak aliran dana asing mengalir deras ke emerging market.
Menurutnya, kondisi saat ini merupakan proses peralihan dari kondisi pasar ‘tidak normal’ menuju titik keseimbangan (equilibrium) baru sehingga investor diharapkan tidak panik dalam menyikapi hal tersebut.
“Saat ada QE [quntitative easing] itu belum mencapai equilibrium baru. Pasar harus siap kalau QE tersebut dihapus. Ini proses kembali ke situasi normal, jangan harapkan kondisinya sama seperti ada QE,” paparnya. (ra)