Bisnis.com, BOGOR - Kementerian Perdagangan terus berupaya menyediakan pasokan kedelai impor dari Amerika, salah satunya Brasil yang telah menawarkan diri untuk memasok bahan baku pembuatan tahu dan tempe itu.
"Kemarin saya baru pulang dari Brasil. Brasil menawarkan kedelai untuk kita, tapi tentunya ini kembali pada pengrajin tahu tempe mau menggunakan kedelai dari Brasil," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, saat ditemui usai mengikuti acara Diskusi Setengah Hari dengan tajuk Reposisi Politik Pertanian" di Institut Pertanian Bogor, Selasa (17/9).
Wamendag mengatakan kurangnya produksi dalam negeri yang membuat impor kedelai dari Amerika belum bisa dihentikan.
Menurut Wamendag, kedelai dari Brazil dapat menjadi alternatif dalam memenuhi kekurangan pasokan kedelai bagi para pengrajin tahu dan tempe.
"Saya sudah bertemu dengan beberapa pelaku usaha dari Brazil yang mengatakan siap untuk memasok kedelai ke Indonesia," kata Bayu.
Wamendag menyebutkan untuk bisa memenuhi kebutuhan kedelai di pasaran membutuhkan waktu apalagi pasokan dari Brasil memerlukan waktu 60 hingga 70 hari dari Brasil menuju ke Indonesia.
"Intinya kalau bisa menambah pasokan saat ini, sehingga kedelai tersedia bagi pengrajin, maka ini dapat meredakan situasi yang terjadi saat ini," ujarnya.
Terkait kapan pengiriman kedelai akan sampai di Indonesia, Wamendag mengatakan tergantung dari pada pembeli yang akan membeli kedelai tersebut, termasuk komperasi pengrajin tahu dan tempe yang memiliki izin untuk membeli kedelai impor.
Wamendag menekankan bahwa kenaikan harga kedelai dipengaruhi oleh nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar yang cukup tinggi. Sementara harga kedelai di pasar dunia cukup rendah.
"Tapi kemungkinan akan ada kecenderungan kenaikan harga kedelai di pasaran karena pengaruh situasi panen di Amerika yang kurang baik. Faktor utama adalah kurs yang lemah," ujarnya.
Wamendag menambahkan yang harus diselesaikan dalam situasi saat ini adalah menjaga pasokan kedelai agar tetap ada, impor kedelai dari Brazil dapat menjadi alternatif dalam memenuhi ketersediaan kedelai.
Mantan Menteri Pertanian Prof Sjarifuddin Baharsjah mengatakan masalah kedelai adalah masalah semua pertanian yang tidak bisa diselesaikan dengan mengambil tindakan begitu saja secepatnya.
"Impor boleh-boleh saja, tapi kita harus punya ketahanan kedelai," katanya.
Dia menambahkan permasalahan pasar juga harus ditertibkan agar persoalan kedelai tidak kembali terulang.
"Karena pasar ini belum ditata dengan baik, ada liberalisasi pasar akibat dari politik pertanian. Maka ini harus kita tertibkan, agar tidak ada permainan di pasar," ujarnya.
Kedelai Impor, Brasil Siap Pasok Kebutuhan Indonesia
Bisnis.com, BOGOR - Kementerian Perdagangan terus berupaya menyediakan pasokan kedelai impor dari Amerika, salah satunya Brasil yang telah menawarkan diri untuk memasok bahan baku pembuatan tahu dan tempe itu. "Kemarin saya baru pulang dari Brasil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Bambang Supriyanto
Editor : Bambang Supriyanto
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

23 menit yang lalu
Rupiah Crash Sends Shockwave Across Sectors

58 menit yang lalu
Menerka Arah Suku Bunga The Fed di Tengah Risiko Tarif Trump
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

10 menit yang lalu
Sinyal Kenaikan Tarif Tol Bogor Ring Road Usai Penuhi SPM

15 menit yang lalu
Tarif Impor Trump, Negara Asean Pilih 'Manut'

38 menit yang lalu
Menteri PKP Minta Kisruh Meikarta Vs Konsumen Rampung 4 Bulan

46 menit yang lalu
Reaksi Budi Arie Diminta Bangun 80.000 Kopdes: Emang Bikin Martabak!

49 menit yang lalu
Tarif Impor Trump Ditunda 90 Hari, Uni Eropa Nilai Langkah Maju
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
