Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Bakal Genjot Produksi Kedelai dan Gandum Demi Swasembada

Kementan menyebut swasembada pangan untuk komoditas kedelai dan gandum semakin terbuka lebar untuk Indonesia.
Ilustrasi ladang gandum/World Economic Forum
Ilustrasi ladang gandum/World Economic Forum

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut swasembada pangan untuk komoditas kedelai dan gandum semakin terbuka lebar untuk Indonesia.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa saat ini pihaknya telah mengumpulkan beberapa ahli dari perguruan tinggi bersama dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) terkait persiapan bibit untuk memproduksi kedelai dan gandum.

Dalam hal Ini, Amran meminta agar produksi kedelai dalam negeri bisa mengalami kenaikan, setidaknya dari 3 ton menjadi 10.000 ton.

“Kalau berhasil, insya Allah, swasembada ke depan semakin terbuka lebar untuk kedelai. Gandum juga demikian, tidak pernah. Kita sudah uji coba beberapa kali, produksi tertinggi adalah 5 ton,” kata Amran saat ditemui di kediamannya di bilangan Jakarta Selatan, Rabu (4/6/2025).

Selain itu, Amran juga meminta delegasi untuk berangkat ke Jordan mencari benih kedelai dan gandum terbaik di dunia, seiring dengan Presiden Prabowo Subianto yang mendukung swasembada pangan.

Sayangnya, Amran enggan berkomentar lebih jauh saat ditanya kapan target swasembada kedelai dan gandum itu terjadi. “Biarkan dulu aku nafas. Enggak kasihan sama saya,” imbuhnya.

Untuk diketahui, pemerintah melalui Kementan bakal memperkuat riset terapan untuk mempercepat peningkatan produksi dalam negeri, terutama pada empat komoditas utama yakni gandum, kedelai, jagung, dan bawang putih.

Kementan mengungkap bahwa selama ini, empat komoditas ini masih mengandalkan pasokan luar negeri, padahal Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkannya. Untuk itu, pemerintah menargetkan peningkatan produktivitas yang signifikan melalui pendekatan riset.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan riset yang dikembangkan akan difokuskan pada hasil nyata dan tidak berhenti pada publikasi ilmiah.

“Kami bentuk konsorsium riset dari hulu ke hilir. Setiap komoditas memiliki tim khusus yang mengintegrasikan akademisi, peneliti Kementan, dan pelaku industri,” kata Sudaryono dalam keterangan tertulis.

Sementara itu, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto menuturkan pihaknya telah menetapkan empat flagship riset nasional yang fokus pada masing-masing komoditas.

Adapun, pemerintah menyiapkan anggaran antara Rp20 miliar–Rp40 miliar untuk mendukung kegiatan riset, mulai dari tahap dasar hingga komersialisasi.

“Ini konsorsium lengkap. Kita libatkan dosen, peneliti, dan praktisi yang memahami seluruh rantai produksi, dari varietas unggul, teknologi budidaya, pengendalian hama, hingga alat dan mesin pertanian,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper