Bisnis.com, SURABAYA--Untuk mendorong perkembangan pasar transportasi dan logistik berbagai bottleneck harus teratasi.
Caranya dengan mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi dan logistik, memberi insentif fiskal plus moneter, singkronisasi kebijakan, sertifikasi SDM, dan konsolidasi potensi logistik nasional.
Kadin memperkirakan strategi itu bisa mendongkrak pertumbuhan pasar jasa transportasi dan logistik sekitar 14,7% antara 2011-2016 berdasarkan Tingkat Pertumbuhan Tahunan Gabungan (CAGR).
“Banyak masalah perpajakan sehingga biaya [logistik] di Indonesia beda dengan Negara lain. Khususnya di pelayaran, kami tidak dapat subsidi masih dikenai PPN pula,” tutur Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Logistik Carmelita Hartoto di Surabaya, Kamis (24/10/2013).
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Perhubungan Emirsyah Satar mengatakan kedatangan pasar bebas di kawasan Asia Tenggara menempatkan Indonesia sebagai pasar potensial.
“Kita semua tahu potensi bisnis paling banyak ada di Indonesia. Kadin ingin pengusaha nasional bisa menikmati bisnisnya, bukan asing,” ujar dia.
Secara keseluruhan biaya logistik Indonesia terhadap PDB mencapai 23,6%.
Jika dibandingkan dengan negara lain jumlah ini terlalu tinggi.Misalnya, di Amerika Serikat biaya logistic kurang dari 10,6%, Jepang 10,6%, dan Korea Selatan 16,3%. (ra)