Bisnis.com, JAKARTA--Penengaliran gas dari Lapangan Gundih di Jawa Tengah ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok di Semarang kembali mundur, karena belum selesainya rencana commissioning fasilitas pengolahan gas atau central processing plant (CPP) Gundih.
Agus Amperianto, juru bicara Pertamina EP, mengatakan pengaliran gas dari Lapangan Gundih ke PLTGU Tambaklorok baru bisa dilakukan akhir Desember 2013. Hal itu disebabkan CPP Gundih dari wilayah Blora, Jawa Tengah baru bisa selesai akhir tahun ini.
“CPP Gundih belum tuntas dan diperkirakan mundur hingga akhir Desember 2013, karena kesiapan kelengkapan teknis belum selesai,” katanya hari ini, Minggu (3/11/2013).
Agus menuturkan komitmen pemanfaatan air tanah dalam proyek itu juga masih belum tuntas, karena harus melibatkan masyarakat sekitar. Awalnya, gas dari Lapangan Gundih direncanakan mulai mengalir ke PLTGU Tambaklorok pada Juli 2013, tetapi terus mengalami kemunduran.
Pasokan gas dari Lapangan Gundih sendiri diperkirakan dapat membuat PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) lebih berhemat Rp5,4 miliar per hari. Penghematan itu didapat dari perbedaan nilai kalori antara solar yang memiliki 9.100 kilokalori, dan gas mencapai 239.000 kilokalori.
Di sisi lain, Pertamina EP sudah memproduksi gas dari Sumur Benggala-01 sejak 24 Oktober 2013, dengan rate gas mencapai 2,5 juta kaki kubik (million standard cubic feet per day/MMscfd). Gas dari sumur itu pun sudah masuk pada line eksisting di Lapangan Pangkalan Susu sesuai perjanjian jual beli gas (PJBG).
Perusahaan sebelumnya harus melakukan pelubangan ulang pada Sumur Benggala-01 agar dapat memasukkan gas fluida ke dalam sumur. Dengan begitu, gas bumi akan naik dan siap untuk kembali diproduksi.
Sumur yang berada di Sumatra Utara itu juga sempat terlambat mengalirkan gas, karena adanya sumbatan di kedalaman 2.597--2.600 meter. Pertamina EP pun mengalokasikan dana hingga US$1,5 juta untuk membersihkan sumbatan itu.