Bisnis.com, JAKARTA - Rencana kenaikan harga rumah bersubsidi pada 2014 dinilai memiliki efek baik dan buruk.
Ketua Dewan Perwakilan Pusat (DPP) Apersi Eddy Ganefo menyatakan rencana kenaikan harga tersebut di satu sisi akan menghambat penyerapan unit properti.
Hal itu, jelasnya, disebabkan oleh kemampuan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah dinilai masih kurang. Kendati begitu, dia menyatakan kenaikan harga tersebut di sisi lain akan memberikan keuntungan bagi pengembang.
“Selain jadi hambatan, itu [kenaikan harga] juga jadi oppurtunity bagi pengembang, karena porsi keuntungan akan kembali seperti semula, sesuai dengan kenaikan harga material sekarang,” jelasnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (26/12/2013).
Di samping itu, imbuh Eddy, kenaikan harga yang direncanakan seiring dengan kenaikan batas penghasilan bagi konsumen rumah bersubsidi akan menambah segmen pasar baru.
“Rencananya akan ada kenaikan batas penghasilan. Sebelumnya Rp3 juta, akan naik hingga Rp4 juta-Rp4,5 juta. Ini kan jadi target pasar baru,” tambahnya.