Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ALFI: Kinerja Pelabuhan Maksimal, Tarif Tidak Persoalan

Pelaku usaha logistik menyatakan tak mempersoalkan besaran tarif dan rencana penaikannya asalkan pelabuhan Tanjung Priok dapat mengimbanginya dengan kinerja maksimal.
Suasana di Pelabuhan Tanjung Priok/Bisnis.com
Suasana di Pelabuhan Tanjung Priok/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA- Pelaku usaha logistik menyatakan tak mempersoalkan besaran tarif dan rencana penaikannya asalkan pelabuhan Tanjung Priok dapat mengimbanginya dengan kinerja maksimal.

Dalam hal kinerja pelabuhan utama Tanjung Priok, belum lama ini, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merilis ikhtisan hasil pemeriksaan semester (ihps) II 2013. Laporan itu menyebutkan terjadi penurunan kinerja pelayanan Pelabuhan Priok dibanding periode tahun sebelumnya.

Laporan itu menyebutkan persentase jumlah kapal yang waktu tunggu kapalnya (waiting time/WT) melebihi standar selama satu jam (terlambat) meningkat dari  2012 sebesar 18,22% menjadi 22,08% pada  2013 (s.d Agustus).

Sementara itu, rata-rata rasio perbandingan antara jumlah penggunaan ruang penimbunan dengan ruang penimbunan yang tersedia atau yard occupancy ratio (YOR) impor Pelabuhan Tanjung Priok tidak memenuhi standar yang ditetapkan maksimal  65%.

Pada 2012, YOR mencapai  76,77%, meningkat menjadi 89,17% pada 2013. Rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh peti kemas mulai dari kegiatan bongkar muat sampai keluar dari gate terminal/tempat penimbunan sementara (TPS) (dwelling time/DT) impor  2013 (s.d. Agustus) mencapai 7,73 hari atau lebih tinggi 1,75 hari dibandingkan dengan rata-rata  2012 yaitu 5,98 hari.

Laporan itu menyebutkan pelabuhan kian berisiko bagi terjadinya kongesti yang lebih lama. Sebab, semakin adanya kecenderungan tingginya DT terjadi pada saat YOR melebihi standar, hal ini menjadikan arus pelabuhan menuju situasi mandek, dengan kemacetan yang sulit terurai.

Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yuki Nugrahawan Hanafi menyatakan penurunan kinerja pelabuhan periode itu sangat dirasakan dampaknya oleh pengusaha. "Penurunan kinerja  di bawah tahun lalu, perlambatan sangat terlihat, inflasi pun jadi meningkat," ujarnya, Sabtu (31/5/2014).

Di  sisi lain, dia menyatakan tidak mempersoalkan besaran ataupun penaikan tarif, pasalnya hal yang utama adalah peningkatan kualitas layanan. Kalaupun ada biaya tinggi, tetapi kinerja bagus, nantinya akan terjadi efisiensi, ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper