Bisnis.com, JAKARTA - Untuk mendukung program ketahanan pangan, Bank Indonesia meluncurkan buku panduan replikasi klaster komoditi unggulan.
Deputi Gubernur BI Ronald Waas mengungkapkan bahwa masing-masing daerah di Indonesia memiliki keunikan, akan tetapi keunikan tersebut bisa disinergikan dalam banyak hal terkhusus dalam bidang pertanian.
"Ini adalah bukti bahwa BI peduli dengan program ketahanan pangan di Indonesia. Apalagi Indonesia meraih peringkat empat dari segi jumlah penduduk," ungkapnya, Kamis (19/6/2014).
Ronald mengharapkan dengan tersebarnya buku panduan replikasi klaster komoditas ini ke daerah-daerah, terkhusus kepada gabungan kelompok tani (gapoktan) bisa menjadi referensi bagi kalangan petani.
Selain itu, dalam beberapa tahun ke depan, BI juga akan fokus untuk mengembangkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) guna menjaga ketahanan pangan di Indonesia. Adapun jumlah penduduk di Indonesia berkisar 240 juta jiwa, dengan tingkat pertumbuhan 1,49% per tahun.
Menurutnya, menjadi peringkat empat dari sisi jumlah penduduk menjadi kebanggaan, tetapi ada tanggung jawab yang lebih besar untuk menjaga kebutuhan pangan di Tanah Air. Tak hanya di Indonesia, isu ketahanan pangan pun menjadi isu utama dalam pertemuan tingkat dunia.
Di sisi lain, peningkatan kualitas klaster komoditas tersebut juga bakal mendukung laju inflasi ke arah 4,5% plus minus 1% hingga akhir tahun ini.