Bisnis.com, JAKARTA -- Pengapalan perdana konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia akhirnya baru bisa dilangsungkan pada hari. Padahal, berkas administrasi telah diselesaikan kemarin.
Presdir PT Freeporr Indonesia Rozik Sutjipto mengatakan loading konsentrat seharusnya dilakukan kemarin tetapi karena ada kendala cuaca maka pengapalan terpaksa ditunda.
"Info terakhir, nanti pukul 15.00 WIB loading akan kembali dilakukan, semoga tidak ada kendala lagi sehingga konsentrat sebanyak 10.000 dry metric ton ke China bisa dikirim," ujarnya Kamis (7/8/2014).
Dia mengatakan masalah administrasi sebenarnya telah diselesaikan kemarin, termasuk dengan pembayaran bea keluar ekspor sebesar Rp19,86 miliar.
Namun, jelasnya, ada kendala loading konsentrat di pelabuhan, juga kondisi konsentrat yang susah lama.
Selain itu, masalah lain adalah gelombang laut yang cukup tinggi sehingga kapal tidak bisa berangkat.
Sementara itu, pada pertengahan bulan ini, pihaknya akan mengirim sejumlah 48.000 DMT untuk smelter copper cathode di Spanyol.
"Kapal sudah bersandar, jumlah ke Spanyol memang lebih besar dari jumlah ekspor ke China," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai Ditjen Bea dan Cukai Susiwijono Moegiarso mengatakan bila perusahaan asal Amerika Serikat tersebut telah melakukan ekspor konsentrat.
Ada 1 pengapalan, 1 dokumen pemberitahuan ekspor barang tertanggal hari ini yang menunjukkan bahwa Freeport mengekspor konsentrat tembaga dengan volume 11.000 ton," ujarnya melalui pesan singkat, Rabu (6/8).
Menurutnya, untuk melakukan ekspor tersebut, perusahaan itu juga telah membayar bea keluar konsentrat tembaga sesuai tarif yang tercantum di Peraturan Menteri Keuangan No. 153/PMK.011/2014 sebesar Rp19,86 miliar.
Bahkan, jelasnya, Freeport telah menyiapkan rencana ekspor konsentrat untuk pekan depan dengan total volume 50.000 ton.
Menurutnya, kedua info itu diperoleh dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Amamapere, Provinsi Papua, yang membawahi daerah operasi Freeport di Kabupaten Mimika.