Bisnis.com, JAKARTA— PT Dyandra Tarsus International dan Life Media akan menggelar Zuchex Indonesia International Housewares & Gift Fair (Zuchex) 2014 di Hall B Jakarta Convention Center, pada 13 – 15 November.
Zuchex Indonesia 2014 merupakan pameran business to business yang akan menjadi one-stop-shopping place dari produk houseware merek populer dunia di bawah satu atap. Pameran ini akan memudahkan para penggerak di industri yang membutuhkan update terkini dari industri peralatan rumah tangga dunia.
Siaran pers Dyandra Tarsus menyebutkan salah satu inovasi terkini dari pameran itu yakni dengan memadukan sentuhan entik dalam produk perlengkapan rumah tangga dan mengemasnya dengan teknologi modern.
“Tren penjualan produk houseware kini tidak hanya mengedepankan fungsinya, tetapi juga memperhatikan unsur estetikanya. Konsumen kini memiliki pilihan yang semakin beragam dalam mencari perlengkapan rumah tangga, dari tipe seperti modern, minimalis, vintage, country, natural, etnik, dan sebagainya,” tulis siaran pers tersebut, Senin (22/9/2014).
Indonesia adalah sebuah negara yang kaya akan budaya, dengan lebih dari 17 ribu pulau dan lebih dari 200 etnik grup. Beragamnya inspirasi yang dimiliki Indonesia, kian mendorong desainer untuk memasukkan sentuhan etnis Indonesia ke dalam rancangannya.
Pada awalnya, penggunaan corak motif batik ataupun kain tradisional lainnya hanya diaplikasikan para desainer pada rancangan mode fashion, tetapi saat ini desainer Indonesia mulai merambah ke dunia houseware.
Beberapa desainer senior yang telah lama hadir di dunia fashion Indonesia telah berkolaborasi dengan produsen houseware untuk menciptakan koleksi perlengkapan rumah tangga.
Ghea Panggabean, desainer kenamaan Indonesia, merupakan salah satu desainer yang memilih corak etnik Indonesia dalam setiap rancangannya.
Hal ini didorong oleh keinginan untuk menciptakan koleksi rancangan yang tidak lekang oleh masa, Ghea menuangkan inspirasinya pada tableware setdengan berkolaborasi dengan beberapa produsen houseware.
”Ketika saya mendesain tableware, saya ingin menciptakan rancangan klasik, sebuah timeless item,” ungkapnya.
Dalam kurun waktu beberapa tahun, Ghea telah menciptakan tiga rancangan tableware yang mengangkat budaya kain asli Indonesia dan menterjemahkannya dalam bentuk modern.
Kain Jumputan, kain yang berasal dari Palembang dan dibuat dengan teknik tritik dan celup, menjadi inspirasi pertama Ghea.
Budaya Peranakan yang kaya warna-warni menjadi inspirasi tableware Ghea yang ke-2, dan yang terbaru, Ghea mengangkat Songket Palembang dalam rancangan tableware yang dibuat secara terbatas.
“Bagi saya, dengan menuangkan kain asli warisan budaya Indonesia, saya ingin membangun kecintaan akan warisan budaya asli Indonesia,” tutur Ghea yang selama 30 tahun kebelakang telah konsisten mengangkat kecintaannya terhadap budaya Indonesia dalam karya busana dan karya lifestylenya.