Bisnis.com, JAKARTA - Adinda yang memiliki latar belakang pendidikan Agrobisnis dari Universitas Padjadjaran, Bandung, Adinda mengajak dua rekannya Wahyu, mahasiswa Farmasi dan Araf, mahasiswa Elektro, keduanya dari Institut Teknologi Bandung.
Mereka membentuk Desanesia dengan tujuan mengangkat penghasilan desa dengan alternatif produk lain selain bahan mentah yang semula dijual langsung ke bandar.
Adinda dan rekanrekannya ini bekerja sama mulai mengembangkan dua desa di daerah Bandung yakni Desa Cikoneng, Ciparay, dikenal sebagai penghasil Ranginang tradisional rasa terasi, dan Desa Cikidang, Lembang, yang terkenal dengan perkebunannya.
Adinda dan Desanesia memberikan pelatihan kepada penduduk Desa Cikoneng, Ciparay dalam membuat beberapa variasi ranginang dengan rasa keju, pedas dan coklat. Tidak hanya rasa, mereka juga dibantu dalam membuat bentuk kemasan serta bagaimana pemasarannya.
Lain halnya dengan Desa Cikidang yang 100% masyarakatnya berkebun dan menghasilkan sayur-sayuran seperti buncis, terong, bayam, dan lain-lain, Desanesia membawa olahan baru dari hasil kebun mereka ke supermarket dan perusahaan tata boga.
Produk hasil olahan seperti Stick Buncis dan Kripik Bayam saat ini menjadi andalan dan telah didistribusikan ke Jakarta, Bandung, Banten dan Serang.