Bisnis.com, JAKARTA—Industri pengolahan nonmigas berharap lebih banyak investasi masuk ke sektor konstruksi selama triwulan keempat 2014.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai aliran penanaman modal ke sektor nonmigas semakin kuat apabila ditopang perkembangan konstruksi. Ketersediaan infrastruktur yang memadai menambah nilai plus iklim investasi RI.
Sekretasi Jenderal Kemenperin Ansari Bukhari mengatakan investasi di bidang konstruksi merupakan kebutuhan dasar bagi dunia usaha. Manakala infrastruktur tersaji dengan baik maka aktivitas bisnis dapat berlangsung lebih efisien dan ekonomis.
"Kalau infrastruktur tersedia, target pertumbuhan industri nonmigas 7% itu tidak ada masalah. Kalau investasi infrastruktur lebih banyak otomatis akan mendukung pertumbuhan industri," katanya, Selasa (22/10/2014).
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) selama Januari - September tahun ini tertanam investasi di sektor konstruksi dari pemodal dalam negeri Rp7,6 triliun berasal dari 21 proyek. Sementara dari investor asing US$617,6 miliar untuk 118 proyek.
Pada periode yang sama kapital yang terbenam di sektor manufaktur mencapai Rp148,4 triliun. Nilai ini setara dengan 43,3% total investasi yang masuk pada Januari - September tahun ini sejumlah Rp342,7 triliun.
Baik dari sisi penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA) investasi ke bidang usaha konstruksi tak sebanyak yang masuk ke manufaktur. Nilai PMDN ke konstruksi adalah yang terbesar ke-8, sedangkan dari PMA ke-13.
Industri pengolahan lazimnya menyumbang sekitar 60% hingga 70% dari keseluruhan investasi sepanjang tahun. Meskipun hajatan politik pada tahun ini disebut-sebut bakal menahan laju investasi, porsi manufaktur diyakini tetap di atas 60%.