Bisnis.com, DENPASAR—Pemda Nusa Tenggara Timur mulai tahun depan akan memprioritaskan pengiriman daging sapi beku ke luar daerah untuk mengurangi kuota pengiriman sapi hidup secara bertahap.
Kepala Dinas Peternakan Nusa Tenggara Timur (NTT) Thobias Uly mengatakan dalam waktu dekat surat edaran kebijakan itu akan disebarkan kepada pengusaha ternak sapi serta bupati dan wali kota di wilayah NTT.
“Suratnya sudah diajukan minggu ini ke Pak gubernur [Frans Lebu Raya] tinggal menunggu ditandatangani sebelum nanti disebarkan kepada pengusaha dan kepala daerah,” jelasnya saat dihubungi Bisnis dari Denpasar, Rabu (17/12/2014).
Menurutnya, kebijakan mengurangi pengiriman sapi hidup didasarkan atas dua alasan, yaitu, mempertahankan jumlah sapi hidup dan meningkatkan nilai jual sapi asal NTT.
Dia menegaskan jika dikirimkan secara hidup-hidup, nilai tambah dari sapi tersebut tidak banyak dapat dimanfaatkan.
Dengan dikirimkan dalam bentuk daging beku, pengusaha akan mendapatkan nilai tambah yang selama ini belum banyak digunakan seperti kulit dan bagian tubuh sapi lainnya.
Diakuinya kebijakan itu rawan mendapatkan penolakan dari masyarakat, tetapi harus dijalankan karena infrastruktur yang ada saat ini sudah siap.
Lebih lanjut ditegaskan, sudah ada rumah potong hewan milik PT Segarau Bahari di Kabupaten Kupang dengan kapasitas potong 50 ekor sapi per hari.
Selain itu, beberapa investor sudah menyatakan rencananya masuk membangun rumah potong di NTT.
“Sudah mengirimkan sampai 14 ton ke Jakarta, rencananya dalam waktu dekat akan kirim lagi 8 ton. Artinya sudah bisa jika akan ditingkatkan,” tuturnya.
Dengan kebijakan ini diharapkan keseimbangan populasi sapi potong di kawasan tersebut akan terjaga mulai tahun depan.
Total populasi sapi di NTT pada 2013 sebanyak 823.00 ekor dengan penyebaran terkonsentrasi di Pulau Timor, Flores dan sisanya di Sumba serta Alor.
Adapun kuota pengiriman sapi potong hidup pada 2014 mencapai 62.000 ekor dan secara bertahap akan diturunkan menjadi 50.000 ekor.
Sementara, terkait kerja sama dengan Pemprov DKI, NTT menawarkan dua skenario yang sudah ditawarkan kepada ibu kota.
Skenario pertama, NTT meminta dana hibah senilai Rp100 miliar untuk pengembangan penggemukan dan pembibitan sapi potong.
Untuk skenario kedua, NTT meminta badan usaha milik daerah (BUMD) DKI mengembangkan penggemukan dan pembibitan sapi di daerah itu bekerja sama dengan perusahaan lokal.
Thobias menegaskan pada tahap awal kerja sama pihaknya akan membibitkan sebanyak 10.000 ekor sapi yang diperuntukkan bagi Jakarta.
Proposal tersebut sudah disampaikan kepada ibu kota dan jika disetujui pada 20 Desember akan ditandatangani oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan Gubernur NTT Frans Lebu Raya di Kupang.