Bisnis.com, Bandung - Pemerintah diminta memberikan insentif untuk ekspor kopi secara langsung mengingat permintaan di dunia internasional kian meningkat.
Ketua Asosiasi Petani Pengusaha Kopi Jawa Barat Enjang Rukmana mengatakan salah satu penyebab rendahnya ekspor kopi dari Jabar karena tingginya biaya yang dikeluarkan untuk ongkos nonproduksi.
Dia menjelaskan selama ini ekspor kopi dari Jabar mayoritas melalui pintu Medan dan Surabaya karena apabila dilakukan sendiri memerlukan modal yang terbilang tinggi.
“Sebenarnya surat izin ekspor langsung kopi dari Jabar sudah bisa berlaku, tetapi keterbatasan modal yang dimiliki membuat mayoritas ekspor harus tetap melalui pintu yang selama ini digunakan," katanya kepada Bisnis, Selasa (13/1/2015).
Dia menjelaskan permintaan kopi dari luar negeri saat ini cukup besar seperti dari Eropa, Asia, serta Amerika. Namun selama ini upaya pemerintah untuk mendorong pengembangan kopi dinilai belum maksimal sehingga peluang itu pun terabaikan.
"Tidak banyak petani asal Jabar yang punya akses ekspor langsung. Kalau pun ada volumenya masih kecil. Sekarang ini, jumlah petani kopi kian banyak karena memang dianggap memiliki prospek yang bagus," ujarnya.
Menurutnya, pemerintah harus secepatnya menggulirkan insentif bagi petani agar pasar ekspor bisa tumbuh. Apalagi, ujarnya, kopi akan menjadi salah satu komoditas andalan saat pasar bebas Asean.
“Kami optimistis apabila pemerintah membantu maka ekspor kopi ke luar negeri akan bergairah,” ujarnya.
Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Indonesia (AEKI) Jabar Iyus Supriatna mengatakan kemungkinan penggunaan izin langsung itu baru bisa digunakan pada tahun ini, sehingga eksportir Jabar bisa langsung mengekspor kopi ke sejumlah negara tujuan.
"Efektifnya tahun ini, kami akan lakukan persiapan dan bereskan kendala yang masih ada," katanya.
EKSPOR KOPI: Permintaan Global Naik, Insentif Wajib Diguyur
Pemerintah diminta memberikan insentif untuk ekspor kopi secara langsung mengingat permintaan di dunia internasional kian meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Agne Yasa dan Adi Ginanjar Maulana
Editor : Yusuf Waluyo Jati
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
11 jam yang lalu
Setelah GJTL, Giliran Saham ABMM Diborong Lo Kheng Hong
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 jam yang lalu
Kemendag Pastikan Minyakita Tidak Kena PPN 12%, tapi 11%
2 jam yang lalu