Bisnis.com, MEDAN - Para pengusaha pengguna gas di Sumatra Utara meminta harga jual gas Arun ke industri tidak mahal, agar pengusaha daerah itu bisa tetap eksis dan siap bersaing di pasar masyarakat ekonomi ASEAN atau MEA.
"Gas Arun dijanjikan segera mengalir ke Sumut yang di antaranya atau sebanyak 250 MMscfd bagi industri itu menggembirakan, tetapi perlu diingatkan agar harganya jangan mahal," kata Ketua Asosiasi Perusahaan Pengguna Gas (Apigas), Johan, Minggu (15/3/2015).
Menurutnya, pengusaha gembira bakal adanya pasokan gas dari Arun karena hingga dewasa ini, kebutuhan gas industri sudah sangat mendesak akibat pasokan dari PT PGN terus menurun.
Pasokan tinggal sekitar 6 MMscfd dari kebutuhan minimal 22 MMscfd bagi 54 perusahaan. "Tetapi kalau harganya mahal, sama saja dengan menyesengsarakan pengusaha, karena biaya produksi yang naik drastis," ucapnya.
Padahal, katanya, di era MEA, persaingan semakin ketat termasuk pada harga jual produk. Dia mengaku mendengar harga gas Arun akan dijual hingga US$14 - US$18 per MMbtu. "Kalau benar, itu bukan solusi bagi perusahaan," ujarnya.
Harga gas di luar negeri hanya sekitar US$3,87 per MMbtu di Singapura dan di Malaysia sebesar US$3,52 per MMbtu. Sebelumnya, PGN juga masih hanya menjual di bawah US$9 per MMbtu.
Apigas, kata Johan Brien, mendengar isu bahwa mahalnya harga gas Arun itu akibat adanya trader atau pedagang gas. "Trader itu diharapkan tidak ada sehingga harga gas bisa ditekan," imbuhnya, berharap.
Apigas: Harga Jual Gas Arun Jangan Kemahalan
Para pengusaha pengguna gas di Sumatra Utara meminta harga jual gas Arun ke industri tidak mahal, agar pengusaha daerah itu bisa tetap eksis dan siap bersaing di pasar masyarakat ekonomi ASEAN atau MEA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu