Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah membantah penurunan ekspor Indonesia ke Australia yang cukup besar pada periode Januari-Februari 2015 disebabkan karena kurang harmonisnya hubungan diplomatik antara kedua negara dalam beberapa bulan terakhir.
Direktur Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak mengatakan selama dua bulan terakhir perdagangan bilateral Indonesia dengan Australia mengalami defisit, namun menurutnya bukan disebabkan karena pengaruh ketegangan antara kedua negara.
“Mungkin enam bulan, kita baru bisa menyimpulkan, misalnya adanya impact dari hukuman mati. Tetapi ini terlalu pagi, kalau menyebutkan ini karena efek kurang harmonisnya hubungan Indonesia Australia,” kata Nus saat ditemui Bisnis di Kementerian Perdagangan, Jumat (20/3).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik ekspor nonmigas Indonesia ke Australia yang sebelumnya mencapai US$737,0 juta pada periode Januari-Februari 2014 turun sebesar 48,14% menjadi US$382,2 juta pada periode Januari-Februari 2015.
Persentase penurunan ekspor tersebut menjadi yang tertinggi dibanding negara-negara tujuan ekspor utama dan potensial lainnya.
Sementara itu, impor Indonesia dari negara tersebut juga mengalami penurunan meski hanya mencapai 2,36%. Pada Januari-Februari 2014 impor Indonesia dari Australia mencapai US$753,9 juta turun menjadi US$736,1 juta pada periode Januari 2014-2015.
Produk-produk ekspor Indonesia yang mengalami penurunan pada Februari 2015 dibanding Februari 2014 a.l. produk besi baja dari US$ 35,21 juta turun 47,5% menjadi US$35,21 juta, produk kayu dan barang dari kayu dari US$17,44 juta turun 25,07% menjadi US$13,07, dan mesin-mesin dan peralatan mekanik dari US$22,94 juta turun 36,44% menjadi US$14,54 juta.
Berdasarkan data ekspor impor dari Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, neraca perdagangan nonmigas Indonesia dengan Australia pada periode Januari-Februari 2015 mengalami defisit sebesar US$353,9 juta.
Menurut Nus, Australia masih menjadi negara tujuan ekspor yang prospektif, kendati dari segi pangsa pasar ekspor Indonesia ke negara kanguru tersebut cenderung masih kecil. Pangsa pasar ekspor Indonesia ke Australia pada bulan Januari-Februari 2015 hanya mencapai 1,76% dari total ekspor.
“Memang kita harus lebih gencar lagi melakukan penetrasi di negara prospektif seperti salah satunya Australia. Kebijakan kita adalah mempertahankan pasar utama kita, karena memang mereka membutuhkan bahan baku dari kita,” ujarnya.
Ekspor Indonesia ke Australia Turun 48%
Pemerintah membantah penurunan ekspor Indonesia ke Australia yang cukup besar pada periode Januari-Februari 2015 disebabkan karena kurang harmonisnya hubungan diplomatik antara kedua negara dalam beberapa bulan terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Muhammad Avisena
Editor : Rustam Agus
Konten Premium