Bisnis.com, JAKARTA – Operator-operator hotel di Indonesia mencatat tingkat okupansi dan revenue selama empat bulan pertama 2015 mengalami penurunan sebagai imbas oleh lesunya laju perekonomian serta larangan untuk menggelar rapat di hotel.
Operator jaringan hotel asal Prancis, Accor, menyatakan pada periode Januari hingga April, tingkat hunian hotel di jaringannya di Indonesia menurun hingga 6%.
“Sekarang sedang ada sedikit krisis, dalam setengah tahun pertama ini diprediksi akan terus turun sekitar 5%-6% dibanding 2014,” kata Gerard Guillouet, Chief Operating Officer Accor untuk Malaysia-Indonesia-Singapura, di Jakarta, Rabu (20/5).
Seperti diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2015 hanya sebesar 4,71%, menurun dibanding periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar 5,14%.
Adapun tingkat penghunian kamar hotel berbintang di 27 provinsi pada Maret 2015 mencapai rata-rata 49,13% atau turun 2,16 poin dibandingkan dengan tingkat hunian pada Maret 2014 yang tercatat sebesar 51,29%.
Namun, menurut Guillouet, kondisi krisis yang dialami perhotelan tidak berlangsung lama. Dia memprediksi okupansi akan kembali normal mulai Juli dan mencapai puncaknya pada September hingga November.
“Jadi kalau dilihat secara keseluruhan selama satu tahun ini, okupansinya ditargetkan akan sama dengan tahun lalu, yakni 75%,” imbuhnya.
Adanya kebijakan pemerintah yang melarang pegawai negeri menggelar rapat di hotel juga diakuinya menjadi penyebab terkoreksinya pertumbuhan industri hotel.
Pendapatan hotel Accor yang menyasar segmen pemerintah terkoreksi, khususnya yang ada di Jakarta, Bandung dan Yogyakarta.
Walaupun industri perhotelan cenderung melambat, Accor justru ambisius menggenjot pertumbuhan hotelnya hingga 120% dalam lima tahun ke depan.
“Industri hotel tidak hanya melihat untuk jangka pendek tapi juga melihat jangka panjang. Memang selalu ada cycle, jadi ada masa naik dan turunya, tetapi kalau dilihat dalam jangka panjang grafik pertumbuhannya pasti naik, sama halnya pertumbuhan ekonomi,” kata dia optimistis.
Saat ini, Accor mengelola 100 hotel yang tersebar di 32 kota di Indonesia seperti Jakarta, Bali, Yogyakarta, Medan, Surabaya, Makassar, Lombok dan Manado.
Hotel yang dioperasikan oleh Accor Group terbagi dalam tiga segmen, yakni luxury-upscale seperti; Sofitel, Pullman, MGallery, Grand Mercure.
Segmen midscale seperti Novotel, Suite Novotel, Mercure dan Adagio serta segmen kelas ekonomi seperti ibis, ibis Style, ibis budget, adagio access dan hotel F1.