Bisnis.com, BANDUNG—Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi Jawa Barat bekerjasama dengan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi dan PT Pos Indonesia menginisiasi implementasi sistem resi gudang secara online di Tanah Priangan yang merupakan yang pertama di Indonesia.
Mewakili Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi (FKPI) Jabar, Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Nita Yosita mengatakan perlunya kerjasama berbagai pihak dalam optimalisasi sistem resi gudang (SRG) terpadu.
“Ini akan menjadi model baru dan satu-satunya di Indonesia. Ini bukan yang paling sempurna, nanti dalam perjalanannya akan ada penyempurnaan,” katanya selepas penandatangan nota kesepahaman percepatan SRG di Jabar, Kamis (21/5/2015).
Sistem resi gudang yang akan diimplementasikan pertama di daerah Tasik sebagai pilot project tersebut akan memanfaatkan jaringan yang dimiliki PT Pos Indonesia dengan mengikuti standardisasi dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
“PT Pos memiliki jaringan yang sangat luas terutama dalam hal distribusi dan bisa untuk perdagangan online, menghubungkan pembeli dari luar negeri. Bappebti yang memiliki gudangnya,” paparnya.
Adapun peran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jabar, lanjutnya, yaitu memberdayakan dan menyosialisasikan sistem tersebut kepada para petani.
Resi gudang dari 12 gudang di Jabar di luar milik swasta, menurut Nita, belum berjalan dengan optimal. Ke-12 gudang itu di antaranya tersebar di Indramayu, Cianjur, Garut, Bogor, Sumedang, Kuningan, Subang, Majalengka, Purwakarta, Ciamis, Tasikmalaya.
“Itu dalam proses terus menerus demi menolong kesejahteraan petani, yang ujungnya mendukung ketahanan pangan di suatu daerahm,” sebutnya.