Bisnis.com, JAKARTA -- Kemampuan Asean dalam integrasi ekonomi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) masih dipertanyakan mengingat sejumlah keragaman antarnegara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Menjelang pertemuan gugus tugas Integrasi Ekonomi Asean bulan depan, TMF Group - penyedia Layanan Bisnis Global bernilai tinggi terkemuka bagi klien-klien yang beroperasi dan berinvestasi di dunia internasional - hari ini ini telah menerbitkan dokumen ringkasannya berjudul, Masyarakat Ekonomi ASEAN: Menangkap semangat kebangkitan Asia
Laporan tersebut mempelajari bagaimana bisnis internasional dapat memanfaatkan sebaik-baiknya potensi dari wilayah yang sangat hidup dan berkembang ini.
Tahun 2015 akan menjadi tahun penentu bagi Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya mengingat semakin mendekatnya batas waktu pembentukan Komunitas ASEAN pada 31 Desember 2015. Tujuan dari Masyarakat Ekonomi Asean yang terintegrasi tidak diragukan lagi akan mendongkrak daya saing ekonominya, tetapi apa tantangan dan/atau peluang lainnya yang bisa dibawa?
"Menurut Jurnal Ekonomi Asia, pendirian MEA dapat menghasilkan US$280 miliar sampai US$615 miliarS (setara dengan 5 sampai 12% dari proyeksi PDB ASEAN) dalam nilai ekonomi tahunan pada tahun 2030," jelas Paolo Tavolato, Kepala TMF Group Asia, dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Senin (8/6/2015).
"Namun mengingat keragaman yang sangat besar dalam hal pembangunan ekonomi, sistem politik, budaya dan agama, banyak yang mempertanyakan kemampuan wilayah ini untuk benar-benar bisa diintegrasikan ke dalam satu ekonomi terpadu."
Dia menjelaskan 'Masyarakat Asean' didasarkan pada tiga pilar masyarakat: ekonomi, keamanan politik, dan masyarakat sosial-budaya. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), secara khusus, bertujuan mencapai pasar ekonomi tunggal kompetitif, yang memiliki pergerakan barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan modal secara bebas.
"Jika Asean menjadi satu ekonomi, ia akan menjadi ekonomi terbesar ketujuh di dunia dan diproyeksikan untuk menduduki peringkat ekonomi terbesar keempat di tahun 2050," lanjut Tavolato.
"Banyak daya tarik dari wilayah ini ada dalam peluang pertumbuhannya yang sangat besar: populasi 620 juta (9% populasi dunia), rumah bagi tenaga kerja terbesar ketiga di dunia (setelah Tiongkok dan India) serta rata-rata tingkat pertumbuhan ekonominya yang berkisar 5,4% per tahun sejak tahun 1980."
Vinod Kumar, Managing Director TMF Indonesia menambahkan dampak lokal dari perjanjian tersebut akan cukup signifikan.
"Saya pikir MEA tercipta pada waktu yang tepat waktu untuk meningkatkan kesatuan di antara anggotanya. Terutama di lingkungan saat ini yang mengukur kekuatannya berdasarkan jumlah anggota"
"Sebagai anggota ASEAN terbesar, dengan penduduk berjumlah sekitar 250 juta, menarik untuk melihat bagaimana negara-negara anggotanya akan menanggapi talenta Indonesia memetik manfaat dari semakin terbukanya perbatasan ini. Harapan yang diberikan akan tinggi dan yang menarik untuk disimak yaitu apakah negara-negara anggota memperoleh manfaat dari revisi Daftar Negatif untuk mengurangi pembatasan penyertaan modal asing. Ini semuanya adalah tentang timbal balik," papar Vinod.
MEA 2015: Ini Dia Besaran Potensi Ekonomi & Tantangan Masyarakat Ekonomi Asean
Kemampuan Asean dalam integrasi ekonomi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) masih dipertanyakan mengingat sejumlah keragaman antarnegara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Fahmi Achmad
Editor : Fahmi Achmad
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu