Bisnis.com, JAKARTA—Masyarakat Transportasi Indonesia menyarankan agar pemerintah Indonesia menetapkan subsidi terhadap formula tarif Light Rapid Train (LRT) sebesar 20-30%.
Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit mengingatkan pemerintah harus mengimbangi perhitungan tarif LRT dengan subsidi mengingat fungsi moda tersebut sebagai transportasi umum bagi masyarakat.
“Dengan kondisi masyarakat saat ini, angka Rp700-Rp800 per Km adalah yang paling realistis,” ujarnya, ketika mengomentari tarif ideal LRT, Minggu (23/08/3015).
Namun, dia menambahkan formula tarif tersebut tentu harus diimbangi dengan sekitar 20-30% subsidi dari pemerintah.
Sementara itu, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo memaparkan tiga aspek penting yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah dalam menjalankan proyek ini.
Pertama, jika tujuan LRT ini sebagai sarana transportasi umum maka harus ada subsidi karena ditakutkan operator atau kontraktor membebankan biaya investasi yang mahal kepada pengguna. “Besaran subsidinya akan tergantung dari sisi perencanaan,” sambungnya.
Kedua, LRT harus jelas dari awal mengenai keperuntukannya apakah ditujukan bagi mobilitas pekerja (commuter) atau kombinasi dengan pengguna umum seperti turis, sehingga jalur pembangunannya mencerminkan karakter pengguna.
Terakhir, perencanaan, konstruksi dan operasional LRT harus memiliki perhitungan yang matang. “Kalau pengalaman DKI Jakarta bangun monorel saja sudah buruk sejak dari perencanaan dan gagal konstruksinya,” ungkapnya.