Bisnis.com, BANDUNG - Kalangan pengembang perumahan di Jawa Barat meminta pemerintah segera mempermudah segala perizinan untuk pembangunan rumah murah.
Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Jabar Rahayu Wiramihardha menyatakan saat ini ada beberapa perizinan yang masih memerlukan biaya cukup tinggi serta prosedur yang lama bagi pembangunan rumah murah.
Dia mencontohkan biaya untuk splitzing sertifikat dan izin mendirikan bangunan (IMB) masih tinggi.
"Sekarang splitzing sertifikat menjadi terhambat karena modalnya lumayan berat dan IMB pun perlu ada harga khusus. Kalau bisa perizinan rumah murah ada kelonggaran," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (8/11/2015).
Selain itu, Apersi mengharapkan agar lahan untuk pembangunan rumah murah disiapkan oleh pemerintah sehingga pengembang tinggal membangun tanpa direpotkan oleh urusan pembebasan lahan.
Agar kemudahan bisa terealisasi maka pemerintah pusat perlu berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota. Sebab, kebijakan untuk kemudahan itu berada di tangan pemerintah kabupaten/kota.
"Dengan kemudahan-kemudahan tersebut maka program pemerintah untuk membangun sejuta rumah pada tahun ini diharapkan dapat terwujud. Oleh karena itu, pusat harus bekerja sama dengan daerah untuk merealisasikan hal ini," katanya.
Kendati demikian, Apersi mengapresiasi rencana pemberian subsidi uang muka bagi konsumen sebesar Rp4 juta oleh pemerintah pusat sehingga penyerapan rumah murah ke depan bisa sesuai target.
Dia menilai pemberlakuan uang muka ini cukup menguntungkan mengingat konsumen nantina hanya membayar Rp1 juta untuk uang muka. Mereka tidak membayar uang muka seluruhnya sebesar Rp5 juta karena disubsidi pemerintah.
"Kami saat ini sedang menunggu rencana ini, katanya dalam waktu dekat akan terealisasi," ujarnya.
Adapun, target pembangunan rumah murah di Jabar saat ini mencapai 36.000 unit, dengan progres pembangunan rumah oleh Apersi telah mencapai 20.000 unit.
Secara terpisah, Lamudi Indonesia mengungkapkan Bandung telah menjadi kota kedua terpopuler di Indonesia setelah Jakarta untuk pencarian rumah.
Di Bandung, harga rata-rata rmah dijual adalah Rp9.670.000 per meter persegi, sedangkan untuk rumah yang disewa atau kontrak adalah Rp400.000 per meter persegi.
Adapun area yang paling banyak diminati adalah Dago, Antapani, dan Buah Batu.
Business Development Manager Lamudi Indonesia Mart Polman mengatakan populernya Bandung sebagai area hunian juga didukung oleh pertumbuhan penetrasi internet yang cukup tinggi.
"Lebih banyak orang mengakses informasi via internet dan engage secara online melalu ponsel atau perangkat mobile, memudahkan pencari properti untuk memilih rumah idaman dan lingkungan hunian yang ideal," ujar Mar.
Didirikan pada 2013, Lamudi adalah portal properti global yang berfokus pada negara-negara berkembang. Portal Lamudi kini tersedia di 34 negara di Asia, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin dengan listing lebih dari 900.000 di seluruh jaringan globalnya.
Pengembang di Jabar Tunggu Realisasi Kemudahan Izin Rumah Murah
Kalangan pengembang perumahan di Jawa Barat meminta pemerintah segera mempermudah segala perizinan untuk pembangunan rumah murah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Adi Ginanjar Maulana & Agne Yasa
Editor : Yusuf Waluyo Jati
Topik
Konten Premium