Bisnis.com, JAKARTA - Dalam menghadapi kondisi perekonomian Indonesia yang sedang melesu seperti saat ini, asosiasi Gabungan Pelaksana Konstruksi (Gapensi) menyatakan pemerintah seharusnya fokus dalam membantu mengembangkan sektor konstruksi.
Hal tersebut antara lain karena Gapensi memperkirakan bahwa kontribusi sektor konstruksi bisa mencapai hingga 16% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2016.
"Kami optimistis kontribusi bisa 15%-16%, tapi dengan catatan paket ekonomi pemerintah efektif betul tahun depan," kata Sekretaris Jenderal Gapensi Andi Rukman Karumpa, Rabu (2/12/2015).
Menurutnya, hal itu dapat tercapai bila 2016 terjadi peningkatan investasi swasta secara signifikan dan belana pemerintah juga lancar.
Dia mengemukakan investasi swasta yang tumbuh atraktif akan menopang pertumbuhan sektor konstruksi.
"Tahun depan, belanja negara sebesar Rp2.095,7 triliun dengan distribusi anggaran masing-masing Rp784,1 triliun untuk belanja kementerian/lembaga, Rp541,4 triliun belanja nonkementerian/lembaga, serta sebesar Rp770,2 triliun untuk ditransfer ke daerah dan desa," paparnya.
Dari dana tersebut, pemerintah mengalokasikan anggaran infrastruktur sebesar Rp313,5 triliun atau 8%. Anggaran tersebut dinilai lebih besar dari alokasi anggaran infrastruktur dalam APBN Perubahan tahun 2015.
Andi mengatakan kian seksinya sektor konstruksi tak lain juga disebabkan oleh rencana besar pemerintah dalam pembangunan beragam infrastruktur pada tahun depan.
Selain pemerintah, ujar dia, industri konstruksi juga ditopang oleh pertumbuhan industri properti yang diprediksi tumbuh 8%-9% pada 2016.
Untuk itu, Gapensi juga mengharapkan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) yang baru terpilih, Rosan Perkasa Roeslani, dapat lebih memperjuangan UKM sektor konstruksi ke depannya.
"Dengan adanya kepemimpinan muda, Gapensi yakin akselerasi asosiasi akan lebih cepat. Apalagi Presidennya masih muda, gerakannya cepat. Rosan cocok ladeni beliau, sebagai mitra konstruktif pemerintah," ucap Sekjen Gapensi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
8 jam yang lalu