Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asosiasi Pedagang Minta Impor Daging Sapi Sesuai Kebutuhan

Yang perlu dicermati pemerintah impor tersebut harus sesuai dengan dengan tingkat kebutuhan di pasaran.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, BANDUNG - Asosiasi Pedagang Daging Sapi Indonesia (Apdasi) Kota Bandung optimistis rencana pemerintah menambah kuota impor 10.000 ton daging sapi dari Australia menstabilkan harga hingga Idulfitri mendatang.

Ketua Apdasi Kota Bandung Endang Mubarroq mengatakan saat ini kebutuhan daging sapi di kota tersebut selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya seiring tingkat penduduk yang juga mengalami hal serupa.

"Namun yang perlu dicermati pemerintah impor tersebut harus sesuai dengan dengan tingkat kebutuhan di pasaran," ujarnya kepada Bisnis.com Kamis (31/3/2016).

Dia beralasan, jangan sampai impor yang dilakukan pemerintah menyebabkan harga daging sapi di pasaran menjadi tidak stabil.

Pasalnya, saat ini tingkat pasokan daging sapi dari rumah pemotongan hewan (RPH) cukup stabil.

"Pemerintah perlu menghitung kebutuhan pelaku usaha karena banyak yang mengambil di RPH. Jadi harus seimbang antara kebutuhan konsumen dan RPH," katanya.

Dia menyebutkan, kebutuhan daging sapi di Kota Bandung setiap bulannya mencapai 7.000-8.000 ekor sapi.

Kendati pemerintah tidak melakukan impor daging sapi dari Australia, Apdasi masih optimistis kebutuhan komoditas itu masih tercukup hingga Idulfitri nanti.

"Itu sudah sesuai hitung-hitungan di RPH kalau harga tetap stabil," ujarnya.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menilai rencana impor daging sapi oleh pemerintah pusat sebagai stok jelang Idulfitri.

Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Jabar Dody Firman Nugraha mengatakan impor yang dilakukan agar kestabilan harga daging sapi terjaga.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper