Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah tengah mengkaji penambahan sejumlah pelabuhan ikan internasional untuk menyeimbangkan permintaan dan pasokan sehingga bisa mengerek harga ikan di pasar domestik.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan upaya Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk memerangi illegal fishing memberikan dampak yang bagus.
Dia mencontohkan di Sibolga, Sumatra Utara, penangkapan ikan naik dari 200 ton per hari menjadi 400 ton per hari. Penaikan jumlah tangkapan, lanjutnya, juga terjadi di kawasan Indonesia timur.
"Akibatnya pasokan ikan kita melimpah sehingga harganya turun. Kasihan juga nelayan kalau seperti ini," katanya di Kompleks Istana Negara, Selasa (3/5/2016).
Oleh karena itu, pihaknya mengadakan pertemuan dengan melibatkan Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Bea Cukai. Pasalnya, dia menilai pemerintah perlu menyiapkan sejumlah pelabuhan agar bisa menjadi pelabuhan ekspor ikan internasional.
Menurutnya, ekspor ikan segar saat ini masih melalui pintu keluar pelabuhan di Bali, Surabaya dan Jakarta sehingga bagi sejumlah wilayah lainnya akan memerlukan waktu lebih lama dan ongkos yang lebih mahal. Selain itu, pihaknya juga mendorong agar masyarakat mengubah budaya dengan mengonsumsi ikan segar.
Upaya tersebut, lanjut Rizal, diharapkan bisa meningkatkan ekspor ikan dan menumbuhkan permintaan ikan di dalam negeri supaya harga lebih baik dan nelayan pun bisa lebih baik lagi.
Hanya saja, pihaknya belum bisa menentukan berapa jumlah pelabuhan yang akan ditambah dan belum menentukan titik mana saja untuk penambahan pelabuhan ekspor ikan.
Pihaknya masih memerlukan satu kali lagi rapat teknis untuk membahas bersama dengan Menteri Hukum dan HAM, Imigrasi, Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan dan Bea Cukai. "Satu kali [rapat] lagi kita akan putuskan pelabuhan-pelabuhan mana saja yang bisa ekspor langsung," jelasnya.