Bisnis.com, JAKARTA Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya menyusun rancangan program kerja budidaya minapadi atau ikan padi bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pertanian, dan akan dibantu pendanaannya oleh Asian Development Bank.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Somengatakan ada sekitar 4 juta hektar lahan yang bisa digunakan untuk investasi budidaya perikanan yang nilainya sekitat US$6,5 miliar per tahun. Menurut Slamet, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli menginginkan agar kegiatan ikan padi bisa diperbesar.
Program mina padi ini memang bisa meningkatkan pendapatan petani, dan bukan dari padinya saja tetapi juga dari tingkat produksi ikannya, ujar Slamet di Gedung Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Selasa (3/5/2016).
Di samping itu, Slamet menyatakan program tersebut bertujuan menyeimbangkan kebutuhan gizi para petani pada khususnya agar tidak hanya terpenuhi kandungan karbohidrat dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Dengan demikian, petani dan keluarganya juga bisa mendapatkan makanan dengan kandungan protein melalui ikan hasil budidayanya,
Slamet menyebut kegiatan ikan padi tersebut akan diberlakukan pada Oktober 2016. Oleh sebab itu langkah secepatnya yang akan diambil Kemenko Maritim adalah mengadakan rapat koordinasi dengan kementerian teknis. Sebagai informasi, lahan yang sudah disiapkan bagi ikan dengan membuat saluran lebar 80 cm sampai 1 meter, kedalaman 80 cm sampai 1 meter. Setelah lahan siap, padi akan ditanam dengan air setinggi 3-5 cm kedalaman air sebagai arena pemeliharaan ikan.
KKP menganggarkan untuk percontohan program ini sebesar Rp4,5 miliar. Namun Pak Menko menyampaikan akan ada bantuan dari ADB [Asian Development Bank], perbankan lain, untuk membantu mendanai. Dan kita akan menghitung berapa keperluannya, berapa luasnya, berapa targe produksinya, masih akan kami rapatkan lagi, jelas Slamet.
Sebagai kementerian teknis yang memimpin program ini, Slamet mengaku Kementerian Pertanian akan mengelola kawasan-kawasan yang ditargetkan menjadi kawasan mina padi. Daerah-daerah yang dipilih oleh Kementerian Pertanian juga akan menjadi arena percontohan awal.
Jenis ikan juga akan kami tentukan bersama-sama karena setiap daerah berbeda-beda, dan dari hasil penelitian mina padi ini tidak akan mengurangi produksi padi, sebaliknya program ini justru menambah produktivitas padi karena hama-hama akan menjadi makanan bagi ikan tersebut, lanjutnya.
Tahun percontohan ini ditargetkan ada berada di beberapa tempat yakni Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan.
Sebelumnya, Slamet mengaku pada 2015 pihak FAO pernah memberikan dana untuk percontohan budidaya ikan mina di Yogyakarya dan Sumatera Barat. Slamet menyebut di Sleman, Yogyakarta berkat ikan mina, petani bisa memproduksi 174 ton dan ikan yang dipanen sebanyak 27,5 ton dengan total peruntungan Rp1,2 miliar untuk 25 hektar sawah.
Deputi IV bidang Koordinasi SDM, IPTEK, dan Budaya Maritim Safri Burhanuddin menyatakan program ini bukan hanya membantu pemenuhan gizi petani dan keluarganya, tetapi juga mengefisiensikan penggunaan pestisida untuk hama padi. Safri juga menyatakan, mina padi tak akan membuat petani membeli banyak pupuk karena kotoran dari ikan bisa difungsikan sebagai pupuk organic padi.
Kami akan melakukan percepatan program ini untuk meningkatkan pendapatan petani, produktivitas padi. Oleh sebab itu kami segera melakukan pengkajian untuk prospek pendanaannya, jelas Safri.
Safri menerangkan bahwa ADB sudah bertemu dengan Menko Maritim Rizal Ramli yang membahas upaya pemberantasan kemiskinan ialah melalui pemanfaatan pertanian dan perikanan. Oleh sebab itu ADB juga ikut merekomendasikan pemerintah Indonesia melakukan program ikan mina padi tersebut, pihaknya pun mengaku siap membantu pendanaannya.
Melalui dana dari KKP itu kami akan kelola sebagai dana KUR [Kredit Usaha Rakyat] bagi petani, kalau belum cukup dari pemerintah barulah kami pakai ADB, jelasnya.
Safri menyatakan program pasca ikan mina padi ini KKP akan menghitung jumlah penambahan produksi dan mencari pasar yang berminat pada budidaya tersebut. Safri mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Dirjen Pemasaran KKP untuk memasarkan dan mempromosikan hasil budidaya ikan dan padi tersebut.