Bisnis.com, JAKARTA--Kebutuhan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) untuk domestik terus menunjukkan penaikan dengan peningkatan rata-rata 9% sejak 2003 hingga 2015 dan menyentuh 57,7% pada semester I/2016.
Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), sejak 2011 hingga 2016 berturut-turut kebutuhan domestik 3.267 BBTUD, 3.550 BBTUD, 3.774 BBTUD, 3.632 BBTUD, 3.882 BBTUD dan 4.016 BBTUD.
Di sisi lain, pasokan gas ekspor sejak 2011 hingga 2016 mengalami tren penurunan dari 4.078 BBTUD, 3.631 BBTUD, 3.402 BBTUD, 3.237 BBTUD, 3.090 BBTUD dan menjadi 2.797 BBTUD pada 2016.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan pasokan gas ekspor akan lebih rendah nantinya dibandingkan dengan kebutuhan domestik.
"Pasokan gas, untuk domestik trennya naik, gas untuk ekspor trennya turun," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (22/7/2016).
Kendati demikian, dia menyebut masih terdapat kendala pengembangan di dalam negeri karena infrastruktur.
Dia memberi contoh gas dari Tangguh di Papua belum bisa tersalurkan karena belum tersedianya infrastruktur regasifikasi.
"LNG tersedia di Tangguh, tapi belum bisa dikirim ke Papua atau Merauke karena infrastruktur belum siap."
Pasokan Gas Domestik Terus Naik
Kebutuhan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) untuk domestik terus menunjukkan penaikan dengan peningkatan rata-rata 9% sejak 2003 hingga 2015 dan menyentuh 57,7% pada semester I/2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Duwi Setiya Ariyanti
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
11 jam yang lalu
Setelah GJTL, Giliran Saham ABMM Diborong Lo Kheng Hong
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
9 menit yang lalu
Ekonom: Harusnya Pengusaha Lebih Takut PPN 12% dibanding UMP 6,5%
2 jam yang lalu
Kemendag Pastikan Minyakita Tidak Kena PPN 12%, tapi 11%
2 jam yang lalu