Bisnis.com, SEMARANG - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah mengatakan Myanmar saat ini menjadi pesaing utama Indonesia untuk merebut pasar global.
"Myanmar kini menjadi pesaing, di sana harga produk untuk ekspor lebih murah," kata Wakil Ketua Apindo Jateng Dedi Mulyadi Ali di Semarang, Rabu (28/9/2016).
Dengan kondisi tersebut, bukan tidak mungkin ke depan perusahaan-perusahaan asing yang ada di Indonesia akan pindah ke Myanmar termasuk garmen dan furniture.
"Kalau perusahaan pindah ke sana, Indonesia bisa sepi. Ada kemungkinan perusahaan pindah ke Myanmar karena punya kesempatan biaya produksi lebih murah," katanya.
Di sisi lain, saat ini Amerika Serikat sudah memberikan pasar untuk Myanmar. Kondisi tersebut tidak lepas dari kondisi Myanmar yang sudah lebih baik dibandingkan dulu.
"Kalau dulu negaranya militer diktator, sekarang demokrasi sudah berjalan jadi semua sektor usaha diberi ruang untuk berkembang," katanya.
Sementara itu, untuk menghindari Indonesia kalah saing dengan Myanmar, pihaknya berharap agar daya saing Indonesia lebih ditingkatkan.
"Kalau di Indonesia, produk yang masih bisa bersaing adalah industri kreatif. Ini harus dipertahankan," katanya.
Meski demikian, jika Pemerintah terus memperbaiki regulasi yang sifatnya mempermudah investasi, sektor industri manufaktur akan tetap bertahan di Indonesia.
"Regulasi ini harus diperbaiki, bagaimana jangan sampai 'high cost'. Ini harus diperhatikan oleh Pemerintah agar daya saing kita terjaga," katanya.
Myanmar Pesaing Utama Indonesia Rebut Pasar Global
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah mengatakan Myanmar saat ini menjadi pesaing utama Indonesia untuk merebut pasar global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
11 jam yang lalu
Setelah GJTL, Giliran Saham ABMM Diborong Lo Kheng Hong
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
8 menit yang lalu
Ekonom: Harusnya Pengusaha Lebih Takut PPN 12% dibanding UMP 6,5%
2 jam yang lalu
Kemendag Pastikan Minyakita Tidak Kena PPN 12%, tapi 11%
2 jam yang lalu