Bisnis.com, MAKASSAR - Mentan Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa impor jagung Indonesia tahun ini turun 60%.
"Beras, juga tidak impor. Cabe, bawang yang sebelumnya diimpor, kini tidak. Kita justru bisa mengekspor," ujar Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman yang didaulat memberikan kuliah umum di Universitas Islam Makassar (UIM) Sabtu (15/10/2016).
"Ini hasil dari kerja keras kita selama ini. Alhamdullillah, ada tanda tanda baik dan khusus jagung, impor turun 60% dan penurunan ini, ekstrim turunnya," kata dia.
Menurut dia, penurunan impor jagung itu yang tertinggi selama Indonesia merdeka.
Ia menjelaskan, salah satu yang membuat impor bawang bisa begitu terjun payung karena adanya perubahan kebijakan dengan mencabut off-season penanaman bawang. Akibat pencabutan itu membuat produksi bawang semakin meningkat tajam.
Selain itu, dirinya telah melakukan revolusi diberbagai sektor di kementerian yang dipimpinnya mulai dari revolusi Sumber Daya Manusia (SDM), infrastruktur, ekpsor-impor yang kini mampu dikendalikan.
Artinya, masalah impor harus sesuai dengan tingkat keutuhan, bukan dasar keinginan sekelompok orang yang ingin mengambil keuntungan besar dari kebijakan pemrintah dalam melakukan impor.
Dirinya juga tidak ragu memberikan nasehat bagi orang yang mencoba merayu agar mengeluarkan kebijakan melakukan impro komoditi. "Soal rejeki itu sudah ditetapkan Allah SWT dan sudah banyak pintu atau cara untuk mendapatkannya."
"Jadi soal itu (KKN) ataupun lainnya itu tidak boleh dilakukan. Kita impor memang karena kebutuhan bukan karena masalah lain," ujarnya.
Mentan sengaja diundang dalam rangka Pesantren Mahasiswa Baru dan Training ESQ Universitas Islam Makassar di Auditorium KH Muhyiddin Zain UIM Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu.
Mentan Andi Amran Sulaiman sekaligus didaulat memberikan kuliah umum yang mengangkat tema Peran Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan" di kampus tersebut.