Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petakan Lahan Pertanian di Seluruh Jawa, BPS Alokasikan Rp3 M

Badan Pusat Statistik (BPS) mengalokasikan anggaran sebesar Rp3 miliar untuk melakukan pemetaan lahan pertanian di seluruh Pulau Jawa agar mendapatkan data lahan pertanian secara akurat dan valid.
Lahan pertanian/Ilustrasi
Lahan pertanian/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengalokasikan anggaran sebesar Rp3 miliar untuk melakukan pemetaan lahan pertanian di seluruh Pulau Jawa agar mendapatkan data lahan pertanian secara akurat dan valid.

"Seluruh Jawa, kemungkinan biayanya sekitar Rp3 miliar untuk melakukan pemetaan pertaniannya. Ini kan sesuatu yang baru, jadi perlu hati-hati dikerjakan," kata Kepala BPS Suhariyanto saat ditemui di Kawasan Pasar Baru, Jakarta, Sabtu (24/12/2016).

Menurut dia, pembuatan peta tersebut akan dibuat berupa grid-grid atau garis koordinat yang akan digunakan untuk membantu menentukan letak dari setiap lahan pertanian yang akan dipetakan.

"Karena peta itu harus dibikin grid-gridnya untuk bisa mulai digunakan. Khususnya pada 2017, kita akan lakukan pemetaan terhadap Pulau Jawa dengan metodologi yang bisa dipertanggungjawabkan. Karena karakteristik lahan pertanian kita sangat unik dan kecil-kecil," terang Kecuk, panggilan akrab Suhariyanto.

Saat ini, kata dia, pemetaan lahan pertanian telah dilakukan sejak tahun 2015 lalu pada Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Garut. Lalu pada 2017 akan dipetakan lahan pertanian seluruh Pulau Jawa dan pada 2018 pemetaan dilakukan pada seluruh lahan pertanian di Indonesia.

"Tentunya pemetaan dilakukan dengan pendekatan yang sama, seperti yang dilakukan pada dua kabupaten tersebut di atas dan pada Pulau Jawa. Dengan demikian, proses monitoring dan evaluasinya bisa dilakukan secara optimal," jelas Kecuk.

Metode itu sudah dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sejak tahun 2008 dan dikembangkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2015.

LIPI disebutnya telah mendapatkan penghargaaan sebagai salah satu inovator prospektif terbaik dengan metode tersebut. "Secara teoritikal, hal itu sangat bagus, tetapi pelaksanaan di lapangan juga membutuhkan waktu dan biaya yang besar," kata Kecuk. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper