Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Subsidi Listrik 3,8 Juta Pelanggan PLN Jabar Dicabut

PT PLN Distribusi Jawa Barat mencatat sebanyak 3,8 juta pelanggannya akan dicabut subsidi listriknya oleh pemerintah dari total 4,2 juta pelanggan 900 KVA, yang dilakukan secara bertahap hingga Juli 2017.
Warga melakukan isi ulang pulsa listrik di salah satu perumahan, Jakarta./Antara-M Agung Rajasa
Warga melakukan isi ulang pulsa listrik di salah satu perumahan, Jakarta./Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com, BANDUNG - PT PLN Distribusi Jawa Barat mencatat sebanyak 3,8 juta pelanggannya akan dicabut subsidi listriknya oleh pemerintah dari total 4,2 juta pelanggan 900 KVA, yang dilakukan secara bertahap hingga Juli 2017.

Marjon Sinaga, Manager Niaga PT PLN Ditribusi Jawa Barat mengungkapkan, jumlah pelanggan di Jawa Barat yang masuk dalam pemberian subsidi mencapai 435.000 pelanggan.

Menurutnya, jumlah pelanggan yang dianggap tidak layak menikmati subsidi listri tersebut mayoritas dari Jawa Barat karena total pelanggannya mencapai 22% dari nasional.

"Total pelanggan PLN di Jawa Barat itu ada 11,7 juta, sebagai yang terbesar dibandingkan dengan provinsi lainnya," katanya, Kamis (26/1/2017).

Dia menjelaskan dengan pencabutan subsidi secara bertahap maka tarif pelanggan rumah tangga mampu yang menggunakan listrik 900 VA akan mengalami kenaikan dari Rp605 menjadi Rp791 per 1 Januari 2017, lalu naik lagi Rp1.034 mulai 1 Maret 2017, dan Rp1.352/kWh mulai Mei 2017 untuk setiap KwH-nya.

Lalu, mulai 1 Juli 2017, pelanggan rumah tangga mampu 900 VA itu akan dikenakan penyesuaian tarif otomatis setiap bulan seperti 12 golongan tarif nonsubsidi lainnya. Jika mengikuti tarif listrik 12 golongan tarif non subsidi per 1 Januari 2017, maka tarifnya sebesar Rp1.467,28/kWh.

Dengan demikian, per 1 Juli 2017 akan terdapat 13 golongan nonsubsidi yang mengalami penyesuaian tarif setiap bulan. Pelanggan rumah tangga mampu yang sebelumnya tergabung dalam golongan rumah tangga 900 VA itu, juga menjadi golongan baru, sehingga total golongan PLN bertambah satu dari sebelumnya 37 menjadi 38.

"Dari penyesuaian tarif ini, maka dalam sebulan ada penghematan 500 juta kWh atau sekitar Rp400 miliar dari Jabar atau Rp22 triliun secara nasional dalam setahun," ujarnya.

Dia menjelaskan, mulai Juli 2017, setiap bulannya tarif listrik akan fluktuatif tergantung dari tiga komponen penentu tarif antara lain kurs rupiah, ICP dan inflasi. Ketika inflasi dianggap baik, maka tarif listrik akan rendah, begitu juga dengan kurs rupiah ketika menguat, maka tarif akan murah.

Disinggung mengenai sosialisasi subsidi listrik tepat sasaran yang telah dilakukannya, pihaknya telah menyebar brosur dan pamflet tentang pelaksanaan subsidi listrik di seluruh daerah di Jawa Barat. Tak hanya itu, pihaknya pun menyosialisasikannya langsung kepada masyarakat dengan melibatkan kepala desa, camat dan perangkat pemda.

"Sudah dijelaskan seperti cara-cara pengaduan yang bisa dilakukan oleh pelanggan kalau mereka ada yang merasa layak dapat subsidi. Nanti mereka akan diverifikasi oleh pusat apakah memenuhi syarat atau tidak," ujarnya.

Menurutnya, bagi pelanggan yang keberatan lantaran namanya tidak termasuk dalam pelanggan yang layak menerima subsidi dengan cara mengadu ke posko pengaduan yakni semua kantor desa dan kelurahan. Sehingga jumlahnya cukup banyak dan dekat masyarakat.

"Kalau di Jawa Barat total pelanggan pra bayar itu 4,5 juta lebih. Untuk pra bayar yang tersambung 900 VA tapi tidak masuk BDT (Basis Data Terpadu) mereka sudah diberlakukan pengurangan subsidi sejak Januari kemarin," ujarnya.

Lebih lanjut, pria asal Sumatera Utara ini menargetkan penjualan listrik pada tahun ini tumbuh 23% atau mencapai 49 tWh dengan pendapatan mencapai Rp54 triliun.

"Dengan adanya penyesuaian subsidi ini, maka kami ingin pelayanan harus semakin bagus. Beberapa dearah tidak boleh padam kalau bisa satu menit pun tidak ada pemadaman lagi. Sejak Februari diharapkan sudah bisa dirasakan," paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hedi Ardhia
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper