Bisnis.com, JAKARTA—Operator 13 bandara di Indonesia timur, PT Angkasa Pura I melakukan penebalan landas pacu atau overlay di lima bandara yang dikelola pada tahun ini dengan nilai pekerjaan mencapai Rp598,8 miliar.
Kelima bandara itu yakni Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Juanda Surabaya, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin, dan Bandara Achmad Yani Semarang.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I Danang Baskoro mengatakan pekerjaan untuk penebalan landas pacu cukup banyak tahun ini. Hal ini dikarenakan lonjakan pertumbuhan penumpang dan pesawat yang di berada luar perkiraan.
“Dulu kami enggak perkirakan, kalau pertumbuhan penumpang dan pesawat di Indonesia ini sebegitu kencangnya. Ke depannya, besar kemungkinan lebih banyak, makanya overlay jadi prioritas, lima bandara ini kami bongkar,” katanya, Kamis (16/02).
Selain itu, kebutuhan penebalan landas pacu juga didorong dari bertambahnya jumlah armada pesawat berbadan lebar (widebody). Asal tahu saja, frekuensi terbang pesawat berbadan lebar di Bandara Juanda sedikitnya telah mencapai 25 pergerakan.
Di sisi lain, pekerjaan overlay ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni sekitar 22 bulan. Hal itu disebabkan pengelola bandara hanya memiliki waktu lima jam per hari untuk melakukan pekerjaan overlay.
“Kami sebenarnya minta waktu lebih panjang, namun tidak bisa karena banyak kepentingan, terutama dari maskapai. Selain itu juga, memang tidak ada transportasi alternatif lainnya yang bisa memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat,” tuturnya.
Oleh karena itu, Danang berharap seluruh pemangku kepentingan dapat memaklumi. Meski begitu, dia menegaskan bahwa Angkasa Pura I berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas bandara secara berkelanjutan.
Israwadi, Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I, menyebutkan bahwa pekerjaan overlay sebenarnya sudah ada yang dilakukan sejak tahun lalu, yakni Bandara Juanda. Rencananya, overlay di Juanda akan rampung pada Maret 2019.
“Perbaikan runway Juanda tahun ini merupakan lanjutan dari tahun lalu, tepatnya 1 Februari 2016. Overlay dilakukan pada runway dengan panjang 3.000 meter, dan menghabiskan biaya hingga Rp107,7 miliar,” ujarnya.
Sementara untuk empat bandara lainnya, lanjut Israwadi, akan dilakukan tahun ini. Pekerjaan overlay Bandara Hasanuddin telah dilakukan sejak Januari 2017. Nantinya, pekerjaan overlay akan dilakukan terhadap kedua landas pacu.
Pekerjaan overlay landas pacu 13-31 ditargetkan rampung pada Maret 2017. Sementara, overlay landas pacu 03-21 rampung pada Juli 2017. Adapun, masing-masing landas pacu menghabiskan biaya sebesar Rp30 miliar dan Rp64,9 miliar.
Kemudian, Bandara Ngurah Rai. Rencananya, pekerjaan overlay akan dimulai pada Mei 2017 dengan estimasi waktu pengerjaan selama 22 bulan. Nilai investasi yang dikucurkan Angkasa Pura I mencapai Rp155,9 miliar.
Lalu, Bandara Syamsudin Noor. Pekerjaan overlay akan dilakukan pada landas pacu 10-28 dengan panjang 2.500 meter. Pekerjaan akan dimulai Juni 2017 dengan biaya sbesar Rp143,1 miliar. Adapun, waktu pengerjaan mencapai 28 bulan.
Terakhir, Bandara Ahmad Yani. Pekerjaan overlay dan leveling dilakukan pada landas pacu 13-31 dengan panjang 2.620 meter. Pengerjaan telah dilakukan sejak Januari 2017, dan akan rampung pada September 2018. Nilai investasi proyek ini mencapai Rp97,2 miliar.
Sementara itu, Ketua Penerbangan Berjadwal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto mengapresiasi upaya Angkasa Pura I dalam meningkatkan kapasitas bandara, khususnya landas pacu.
“Kami harap pekerjaan overlay di lima bandara Angkasa Pura I itu dapat dikerjakan di jam atau slot yang tidak sibuk, atau bisa juga close pada jam-jam sepi dan menggeser slot-nya jika memungkinkan,” katanya.
Bayu menambahkan maskapai juga sangat memaklumi apabila pekerjaan overlay memakan waktu yang cukup lama. Menurutnya, hal itu lebih baik ketimbang landas pacu harus ditutup total.