Bisnis.com, JAKARTA—Maskapai berbiaya rendah, Citilink Indonesia berencana mendatangkan 35 pesawat A320neo hingga 2021 guna mendukung ekspansi maskapai, baik pada penerbangan domestik maupun internasional.
Vice President Corporate Communication PT Citilink Indonesia Benny S. Butarbutar mengatakan A320neo merupakan pesawat berteknologi canggih, dan memiliki sejumlah keunggulan, di mana cocok untuk dioperasikan Citilink.
“A320neo memiliki daya jelajah yang cukup jauh, sehingga cocok untuk ekspansi kami yang akan menyasar pasar Indonesia timur, dan pasar internasional, seperti umrah dan China,” katanya di Jakarta, Kamis (23/02).
Selain itu, lanjut Benny, konsumsi bahan bakar A320neo diklaim lebih hemat dibandingkan dengan A320 sebelumnya, yakni 15%-20%. Begitu juga dengan tingkat kebisingannya yang turun 50%, sehingga A320neo bisa dibilang cukup ramah lingkungan.
Kedatangan A320neo pertama dijadwalkan datang pada Jumat (24/02). Kedatangan pesawat itu menjadikan jumlah armada Citilink mencapai 45 unit. Adapun, anak usaha PT Garuda Indonesia berencana mendatangkan 6 unit A320neo pada tahun ini.
“Kami akan terus mendatangkan pesawat baru. Untuk memburu pasar domestik saja, minimal harus bisa mencapai 50 pesawat agar pasar nasional bisa dipegang. Selain itu, saat merotasi pesawat juga bisa lebih tenang,” tuturnya.
Dia menambahkan pengadaan 35 unit A320neo tersebut nantinya dilakukan secara bertahap, dan disesuaikan dengan jumlah pilot yang ada. Adapun, total armada Citilink saat ini baru sebanyak 44 unit, dan jumlah pilot pada September 2016 sebanyak 325 orang.
Asal tahu saja, Citilink merekrut pilot baru sebanyak 70 orang pada September 2016. Para pilot itu akan melanjutkan pendidikan pilot ke jenjang yang lebih tinggi, khususnya sebagai pilot A320 di Garuda Indonesia Training Center (GITC).
Nanti, para pilot baru itu akan menjalani pelatihan selama enam bulan untuk mendapatkan “type rating” Airbus A320 sebagai persyaratan yang wajib dipenuhi, sebelum dapat menerbangkan pesawat Citilink.
Selain itu, para pilot baru juga akan menjalani dua tahap pendidikan, yakni pendidikan dasar di GITC yang dilanjutkan dengan simulator training di GITC, dan Airbus Training Centre di Toulouse, Perancis dan Florida, Amerika Serikat.
Sementara itu, Direktur Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati menilai pasar China dan Timur Tengah memang cukup prospektif. Apalagi, jumlah turis China yang berkunjung ke Indonesia terus meningkat.
“Untuk China sudah pasti menjanjikan. Begitu juga dengan Timur Tengah, disana kan ada pasar umrah dan haji, di mana merupakan pasar yang empuk bagi maskapai kita selama ini,” tuturnya.
Sepanjang 2016, jumlah penumpang yang diangkut Citilink mencapai 11,08 juta penumpang, naik 16,6% dibandingkan dengan realisasi jumlah penumpang 2015 sebanyak 9,5 juta penumpang.
Hingga Januari 2017, Citilink telah melayani 58 rute penerbangan, dimana 9 rute di dalamnya merupakan rute baru yang dibuka pada 2016. Selain penerbangan berjadwal, Citilink melayani penerbangan tidak berjadwal menuju Jeddah dan Tiongkok.