Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Perhubungan memberikan sinyal kuat akan memberikan subsidi jenis perintis terhadap kereta api ringan atau light rail transit Palembang, Sumatera Selatan.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono mengatakan, pihaknya berencana memberikan subsidi perintis terhadap kereta api ringan (light rail transit/LRT) Palembang, Sumatera Selatan lantaran jumlah penumpangnya belum bisa terprediksi dengan baik.
“Iya kecil (prediksi awal jumlah penumpang), makanya kalau memang sekarang PSO pun belum terprediksi. Makanya nanti lihat, antara yang mungkin adalah perintis,” kata Prasetyo, Jakarta, Senin (3/4/2017)
Dia mengatakan, prediksi awal jumlah penumpang LRT Palembang, Sumatera Selatan antara 15.000 hingga 20.000 orang per hari. Jumlah tersebut, dia mengakui, bukan jumlah penumpang yang besar.
Kecilnya prediksi jumlah penumpang LRT Palembang, Sumatera Selatan tersebut, dia menilai membuat pemberian subsidi perintis lebih memungkinkan dibandingkan dengan subsidi public service obligation (PSO). Meskipun begitu, pemerintah saat ini terus melakukan diskusi terkait dengan jenis subsidi yangk akan diberikan dan hal lainnya terkait subsidi.
Terkait dengan besaran biaya perjalanan LRT Palembang, Sumatera Selatan sekali jalan, ungkapnya, pihaknya masih melakukan penghitungan.
Dia mengatakan, LRT Palembang, Sumatera Selatan memiliki prasarana dan sarana baru. Oleh karena itu, perhitungan subsidi yang akan diberikan berbeda dengan perhitungan subsidi perintis yang selama ini diberikan pemerintah terhadap PT KAI.
“(Perintis yang biasanya diberikan ke KAI menggunakan) Prasarana eksisting, kita tidak berinvestasi. Ini investasi baru. Mereka investasi sarana. Selama ini [subsidi perintis yang telah dilakukan] sarananya juga sarana yang bekas,”katanya.
Terkait dengan tarif yang akan dikenakan terhadap penumpang, dia mengungkapkan, sementara ini besarannya sebesar Rp5.000 orang.
Besaran tarif tersebut, paparnya berdasarkan dari kemampuan masyarakat untuk membayar (Ability to pay/ATP) dan keinginan masyarakat untuk membayar (Willingness to pay/WTP).
Besaran tarif tersebut, tegasnya, sementara ini berlaku untuk seluruh jalur LRT Palembang, Sumatera Selatan dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin sampai Jakabiring.
Dia mengungkapkan, sampai saat ini belum ada keputusan mengenai adanya perbedaan tarif LRT Palembang, Sumatera Selatan dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin sampai stasiun pertama setelah bandara. Pemerintah, ungkapnya, masih terus melakukan diskusi terkait hal tersebut.
Subsidi perintis, dia menjelaskan, bukan subsidi yang dihitung berdasarkan jumlah penumpang. Dia mengatakan, pemerintah tetap membayar kepada operator LRT Palembang, Sumatera Selatan baik ada atau pun tidak ada penumpang dengan subsidi perintis.
“Perintis itu kan seperti itu. Ada penumpangnya, ekstremnya satu orang sampai lima orang sama penuh itu [pemerintah bayarnya] sama. Kalau perintis itu kan gitu, enggak dihitung penumpangnya,” katanya