Bisnis.com, JAKARTA — Konsultan properti Knight Frank merilis laporan kekayaan tahunan ke-11 yang menyebut kelompok kaya dan super kaya memiliki minat yang semakin tinggi untuk berinvestasi properti di Sydney dan Melbourne, Australia.
Lord Andrew Hay, Global Head of Residential Knight Frank, mengatakan bahwa Sydney berada di posisi 11 dan Melbourne bercokol di posisi 20 dalam daftar kota yang paling diinginkan oleh golongan superkaya untuk hidup dan berinvestasi.
Padahal, dalam 10 tahun terakhir tidak ada kota di Australia yang masuk dalam peringkat atas. Knight Frank pun memproyeksi kota-kota di Australia memiliki potensi untuk terus menaikkan peringkat dalam 5 tahun ke depan.
“Daya tarik Australia didorong oleh biaya kepemilikan properti di kota besarnya dibandingkan dengan kota lain di seluruh dunia. Secara domestik, properti Sydney mungkin terasa mahal sekarang, tetapi jika dibandingkan dengan pasar global lainnya itu masuk level menengah,” katanya, Minggu (7/5/2016).
Hay membandingkan dengan biaya sebesar US$1 juta atau sekitar Aus$1,30 juta, investor bisa mendapatkan properti seluas 17 meter persegi di Monaco atau 26 meter persegi di New York, sedangkan dengan uang yang sama investor dapat memiliki properti seluas 59 meter persegi di Sydney serta 110 meter persegi di Melbourne.
Dirinya menilai, angka tersebut masih cukup terjangkau, dalam konteks global. Knight Frank juga memastikan, meski terbilang murah dan menggiurkan bagi golongan kaya dan superkaya, kondisi properti di Australia dipastikan masih stabil dan jauh dari kemungkinan terjadinya gelembung ekonomi properti.
Selama 10 tahun terakhir, lanjut Hay, fokus golongan superkaya tersebut lebih kepada penciptaan kekayaan. Namun, tren pada masa mendatang para investor tersebut memiliki target untuk bertransformasi menjadi pelestarian kekayaan.
Para investor saat ini lebih menghargai lokasi yang stabil dengan lembaga pendidikan kelas utama untuk anak-anak mereka, pasar keuangan yang matang dengan sistem regulasi yang transparan, pemerintah yang tidak korupsi, dan kondisi lingkungan yang hijau serta ramah lingkungan.
“Investor golongan kaya memang harus mengombinasi investasi luar negeri dan domestik. Rasio yang sempurna adalah 60% untuk permintaan domestik, dan 40% adalah permintaan luar negeri sehingga investor mendapatkan pertumbuhan yang didorong dari luar negeri, tapi juga didukung oleh pasar domestik yang nyata.”
Pendiri Crown Group Iwan Sunito, menyatakan Sydney telah menjadi tujuan favorit bagi investor luar negeri yang mencari keuntungan yang kuat.
Apalagi, banyak kemudahan yang diberikan kepada pengembang di Australia ketika melakukan pembelian lahan. Pemerintah di sana menerapkan sistem digital yang hanya membutuhkan waktu penyelesaian akuisisi dalam satu hari.
“Di sana, pemerintah [Australia] sudah memiliki sistem yang baik, dalam satu klik saja kita bisa mengetahui sejarah dan kepemilikan tanah di sana. Pemerintah sangat mendukung iklim investasi, tak jarang hal ini sangat menarik masyarakat seluruh menca negara memiliki properti di sana” ujar Iwan.
PROPERTI : Sydney & Melbourne Kian Diminati Orang Superkaya
Konsultan properti Knight Frank merilis laporan kekayaan tahunan ke-11 yang menyebut kelompok kaya dan super kaya memiliki minat yang semakin tinggi untuk berinvestasi properti di Sydney dan Melbourne, Australia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ipak Ayu H Nurcaya
Editor : Zufrizal
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
56 menit yang lalu
Lo Kheng Hong Serok Lagi Saham GJTL Desember 2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
21 menit yang lalu
Hampir 100 Ribu Orang Teken Petisi Desak Prabowo Batalkan PPN 12%
43 menit yang lalu
Usai Pangkas Suku Bunga, The Fed Fokus Kendalikan Inflasi
1 jam yang lalu
Efek Keputusan Kebijakan The Fed ke Rupiah dan Yuan Cs
1 jam yang lalu