Bisnis.com, JAKARTA - Peristiwa kekerasan yang pernah terjadi di STIP hingga merenggut nyawa taruna membuat Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menitikkan air mata.
Menhub mengingatkan, tidak boleh ada lagi kekerasan sampai menyebabkan kematian terhadap taruna dan taruni di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran.
"Jangan sampai keberadaan sekolah ini dirusak oleh segelintir orang yang melakukan kekerasan. Saya atas nama pemerintah dan pribadi menyampaikan permohonan maaf atas kejadian itu," kata Menhub Budi Karya di depan taruna dan taruni Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) di Jakarta, Minggu (16/7/2017).
Sambil meneteskan air mata, Menhub mengatakan kejadian seperti itu akan menjadi pelajaran yang sangat berharga agar tindak kekerasan tidak terjadi di sekolah.
Menhub minta agar kepala sekolah dan semua pihak yang berada di sekolah itu bersama-sama melakukan pengawasan terhadap siswa agar lebih berkonsentrasi belajar menuntut ilmu.
"Jangan lakukan sesuatu yang tidak patut, berkompetisilah dengan baik dan adil," kata Menhub.
Baca Juga
Menhub mengatakan mengingat siswa sekolah itu adalah aset Kementerian Perhubungan dan aset negara, maka dalam pendidikan tidak boleh ada kekerasan yang nantinya justru menghasilkan lulusan yang tidak baik.
Pada 10 Januari dini hari seorang siswa taruna tingkat 1 bernama Amirullah Adityas Putra tewas karena dianiaya seniornya.
Amirullah tewas setelah menerima pukulan di ulu hati. Pemukulan ini dilakukan oleh para seniornya.
Selain Amirullah, ada lima siswa taruna lain yang juga diduga korban penganiayaan. Mereka adalah Ahmad Fajar, Ilham Wally, Bagus Budi Prayoga, Josua Simanjuntak, dan Benny Syahril.
Dalam kasus ini, polisi menetapkan lima tersangka yang merupakan taruna tingkat 2 STIP.